SuaraBanyuurip.com – Joko Kuncoro
Bojonegoro – Harga kebutuhan pokok rumah tangga bumbu dapur cabai rawit di pasar tradisional Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur melambung. Kini harganya tembus Rp 110 ribu per kilogram (kg). Kenaikan itu, membuat pedagang cabai dan ibu rumah tangga resah.
Pedagang di pasar kota Bojonegoro, Sumirah mengatakan, kenaikan harga cabai rawit disebabkan pasokan tidak tersedia. Apalagi, pedagang di pasar tradisional lebih mengandalkan pasokan cabai dari luar kota Bojonegoro.
“Pasokan cabai dari Kabupaten Kediri dan Trenggalek. Karena, cabai hasil petani lokal di Bojonegoro tidak ada. Kalaupun ada harga cabai rawit tidak akan naik,” katanya, Jumat (5/3/2021).
Dia mengatakan, harga cabai rawit sudah mengalami kenaikan semenjak empat hari lalu. Kenaikan cabai rawit, kata dia, terjadi secara berturut-turut dan membuat para pedagang resah. Sebab, pelanggan mengurangi pembelian hingga setengah kilogram.
Sumirah menjelaskan, kenaikan harga cabai rawit sebanyak Rp 5 ribu per harinya. Awalnya, kata dia, mulai dari harga Rp 95 ribu per kilogram dan terus mengalami kenaikan hingga menjadi Rp 110 ribu per kilogramnya.
“Untuk kenaikan harga cabai rawit terjadi bukan hanya di Bojonegoro saja, akan tetapi di semua wilayah. Kalau untuk harga cabai masih normal,” ungkapnya.
Dia menambahkan, para pembeli dan pedagang resah dengan kenaikan harga cabai rawit yang tajam ini. Akibatnya, mengurangi pembelian yang awalnya 1 kilogram kini menjadi setengah kilogram. Bahkan, ada yang mensiasati membeli cabai kering.
“Pastinya kenaikan itu karena pasokan tidak tersedia dan para petani gagal panen,” katanya.(jk)