SuaraBanyuurip.com – Joko Kuncoro
Bojonegoro – Keyakinan yang kuat akan kemampuan diri adalah modal terbesar. Renny Cahyaningsri adalah salah satunya. Ia menyukai dunia melukis sejak sekolah menengah pertama (SMP) tepatnya 35 tahun lalu. Renny terbilang otodidak belajar melukis yakni dengan melihat ayahnya.
Kebetulan ayah Renny juga suka melukis. Setiap hari ia melihat ayahnya berkarya. Akan tetapi ia belajar sendiri tanpa dilatih secara khusus oleh ayahnya. Awalnya ia sering membuat cerita bergambar namun, berjalannya waktu Renny lebih menekuni dunia melukis.
“Jadi berupa cergam saat itu. Dari situ akhirnya saya suka melukis. Pergi kemanapun selalu bawa buku gambar dan pensil,” katanya, Jumat (16/4/2021).
Renny saat ini bisa melukis banyak objek, baik sketsa maupun lukisan yang menggunakan cat. Namun, untuk cerita bergambar ia mengaku sudah tidak pernah membuatnya.
“Cergam dan sketsa keduanya menarik dan tidak mudah membuatnya,” jelas perempuan asal Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur itu.
Dalam melukis tentu Renny pernah mengalami kesulitan. Ia mengatakan, membuat sketsa wajah cukup sulit. Sebab, tidak sekedar bisa sketsa, akan tetapi wajah harus proporsional dan bisa hidup.
Menurut Renny melukis adalah hal yang menyenangkan dan ada sebuah kepuasan tersendiri apabila bisa berekspresi. Dan melukis juga sudah menjadi hoby baginya.
“Sudah banyak sekali lukisan ataupun sketsa yang sudah saya buat,” katanya.
Menurutnya dalam melukis pasti ada tehniknya. Namun, tergantung kemauan jika mencoba dan terus mencoba pasti akan benar-benar mahir. Dan melukis tergantung suasana hati. Jika hati sedang baik melukis akan menyenangkan.
Ia mengatakan, dalam membuat satu lukisan membutuhkan tiga hingga empat hari. Sebab, melukis tergantung tingkat kesulitan karena setiap lukisan mempunyai karakter.
“Terkadang juga sampai berhari-hari tergantung tingkat kesulitannya. Tapi lebih sulit cergam karena gambar dibuat berdasarkan cerita yang dibuat karena lebih berkarakter sesuai cerita,” ungkapnya.
Renny menambahkan kedepan pelukis bisa lebih berekspresi menyalurkan bakat dan semua ide-idenya. Juga lebih bebas menuangkan pikiran-pikiran sesuai hati. Sebab hidup adalah seni.(jk)