Sukur Priyanto : Bupati Ikut Campur Manajemen Persibo, Tapi Tak Ada Kontribusi

22769

SuaraBanyuurip.com – Arifin Jauhari

Bojonegoro – Wakil Ketua I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bojonegoro, Jawa Timur, Sukur Priyanto, menuding Bupati Anna Mu’awanah ikut campur persoalan manajemen Persibo, namun tidak memberikan kontribusi apapun. Hal tersebut terungkap saat perwakilan pendemo dari elemen Suporter Persatuan Sepak Bola Bojonegoro (Persibo) Bersatu diterima bertemu Manajemen Persibo di ruang paripurna usai berunjuk rasa di depan gedung DPRD setempat, Senin (14/06/2021).

“Kalau manajemen persibo memang tidak ingin diseret ke ranah politik, ya jangan ada orang di dalamnya itu pejabat-pejabat politik. Kalau mau persibo ini pure (murni) dikelola swasta, Bupati jangan ikut campur. Ini kontribusi gak ada malah ikut campur, lha ini yang repot,” tandasnya.

Sukur menegaskan, jika Bupati ingin ikut terlibat dalam persolan persibo, ia justru matur nuwun (terima kasih). Diharapkan, bukan hanya dalam bentuk omongan saja.

“Mulai logistik, target dan semuanya, dia (Bupati) juga harus ikut ambil bagian disini. Kan seperti itu,” ujar pria yang juga Ketua DPC Partai Demokrat Bojonegoro itu.

Sukur juga menumpahkan uneg-unegnya kepada manajemen persibo yang hadir menerima perwakilan pendemo, yakni Abdulloh Umar dan Sally Atyasasmi, bahwa ia sebenarnya malu kepada masyarakat, karena belum apa-apa sudah mengaku sebagai CEO.

Baca Juga :   Raja Isa Akan Gantikan Paulo Tangani Persibo

“Raiku rasane kayak tak siset (Wajahku rasanya seperti saya kelupas). Kalau saya bertemu Mas Umar, Sally, mestinya mereka malu sebenarnya melihat saya. Sudah mengundurkan diri tapi dicabut lagi. Pertanyaannya bukan ada apa dengan Sukur. Sebenarnya ada apa dengan mereka?,” ungkap Sukur Priyanto.

Dijelaskan, sikap kemarahan yang diungkapkan oleh Sukur tersebut disebabkan ia merasa diperlakukan tidak adil. Setelah menolak lebih dari empat kali kepada elemen suporter yang memintanya menjadi CEO, tetapi tetap dipaksa.

“Setelah saya mau, repotnya setelah ada nama saya kok muncul penolakan, asal bukan Pak Sukur, apakah sejelek itu saya,” ucapnya.

Meski tidak menjadi CEO Persibo, Sukur berkomitmen tetap membantu klub sepakbola berjuluk laskar Angling Dharma itu. Ia mengaku legawa dengan peristiwa yang terjadi.

“Meskipun saya tidak jadi CEO, saya akan beri kontribusi membangun persibo ini,” katanya.

Kepada Sally dan Abdulloh Umar, Sukur berpesan, agar menyampaikan kepada Bupati, kalau memang semua ingin terlibat, karena namanya memakai Bojonegoro pemerintah harus hadir berkontribusi. Jangan cuma hadir secara omongan saja. Jangan hanya untuk kepentingan. Jangan hanya saat sewa stadion saja diminta bayar full.

Baca Juga :   Diduga Terlibat Korupsi, Bupati Blora Stafkan Kadis Perikanan dan Peternakan

“Ini tidak masuk akal. Kalau mau Bojonegoro terangkat, kalau perlu stadion digratiskan. Atau bayar 20 – 30 persen saja. Pemerintah maunya terlibat, ikut campur, tapi tanpa kontribusi, nonsense,” pungkasnya.

Sementara, Abdullah Umar menyanggah pernyataan Sukur yang mengatakan bahwa pihaknya telah mencabut pengunduran diri. Ia mengaku, tidak pernah membuat pernyataan mundur, maupun membuat surat pencabutan pernyataan mundur. Yang tertera pada surat tertanggal 10 April 2020 adalah penyerahan pengelolaan persibo kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab).

“Saya tidak pernah membuat surat pernyataan mundur, dan tidak pernah membuat surat mencabut pernyataan mundur. Itupun atas desakan suporter. Bahwasanya, manajemen dengan ini menyerahkan pengelolaan persibo kepada Pemkab, sesuai aspirasi suporter. Mana ada surat pernyataan mundur?,” kata Abdulloh Umar.(fin)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA BANYUURIP

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *