SuaraBanyuurip.com – Ahmad Sampurno
Blora – Aksi protes atas pelaksanaan pengisian perangkat desa (perades) di Kabupaten Blora, Jawa Tengah mulai muncul. Para peserta seleksi perades melakukan unjuk rasa, Kamis (27/1/2022). Mereka menilai ada indikasi kecurangan dan dugaan praktik jual beli jabatan.
Ratusan pengunjuk rasa melakukan aksi jalan kaki mulai dari Lapangan Kridosono menuju depan Gedung DPRD Blora. Setelah melakukan orasi, pengunjuk rasa melanjutkan ke depan kantor kejaksaan dan terakhir di depan Kantor Bupati Blora. Dalam aksinya, mereka meneriakkan yel-yel batalkan perades.
Berbagai macam poster dan spanduk dibentangkan selama unjuk rasa. Diantaranya, keadilan bagi seluruh rakyat sing nduwe duwit #RIP sila ke-5, menu carik 700 juta Kasi 300 juta kaur 300 juta #save gagaan, bongkar jual beli tes perades kerja KPK-Kejari-Polres Ditunggu Masyarakat #Batalkan Tes Perades, Dijual murah sawah 2 bengkok Nggo bayar utang, jare transparan jebule transferan. Selain itu juga masih banyak poster berisi protes lainnya.
Koordinator Aksi Seno Margo Utomo mengatakan bahwa keecurangan dalam proses pengisian perades itu massif.
“Bukan sebuah isu. Seperti banyak kata pejabat. Bukti kehadiran ratusan peserta perwakilan dari berbagai desa dan kecamatan,” ungkapnya, Kamis (27/1/2022).
Pengunjuk rasa menengarai ada kejanggalan dalam pelaksanaan tes dengan sistem CAT atau Computer Assisted Test.
Seno mendesak diadakannya pansus (panitia khusus) terkait pelaksanaan seleksi perades ini. Sebelum ada komitmen adanya pembentukan pansus ini, demonstran enggan bertemu dengan anggota dewan. “Yang jelas kami akan terus mendesak pembentukan pansus,” tandasnya.
Dia mengaku selain aksi tersebut, pihaknya juga telah mengajukan audit forensik komputer CAT tes perades ke Lembaga Negara.
“Langkah hukum kita akan ajukan gugatan PTUN,” jelasnya.(ams)