Suarabanyuurip.com – Sami’an Sasongko
Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan menargetkan 80.000 Rumah Tangga tidak mampu dan yang tinggal di daerah terdepan, tertinggal dan terluar (3T) menjadi sasaran program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Wanhar menyampaikan, bahwa pemerintah melalui Kementerian ESDM menargetkan Rasio Elektrifikasi mencapai 100% pada tahun 2022, dengan memenuhi akses listrik bagi seluruh desa dan dusun di daerah 3T.
“Masyarakat penerima program BPBL akan mendapatkan instalasi listrik rumah berupa 3 titik lampu dan 1 kotak kontak, pemeriksaan dan pengujian instalasi Sertifikat Laik Operasi (SLO), penyambungan ke PLN, dan token listrik pertama,” katanya.
Sementara itu Anggota Komisi VII DPR RI, Katherine Oendoen mengatakan, masih banyak desa-desa di daerah 3T yang belum terlistriki dan berharap dapat disentuh melalui program ini.
“Masih banyak desa yang tidak teraliri listrik, saya berharap pemerintah dan PLN memberi prioritas daerah pedalaman agar mengalami penerangan seperti daerah lain,” ujar Katherine dikutip dari laman resmi Kementerian ESDM, Kamis (13/10/2022).
Program BPBL memiliki berbagai manfaat diantaranya penerima bantuan menjadi pelanggan PT PLN (Persero), masyarakat tidak mampu memperoleh listrik lebih andal dan aman, membantu proses belajar anak-anak pada malam hari, tersedianya akses informasi dan hiburan melalui pemanfaatan listrik untuk media elektronik, serta meningkatkan taraf kehidupan dengan memanfaatkan listrik untuk kegiatan ekonomi produktif.(sam)