Suarabanyuurip.com – d suko nugroho
Jakarta – Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi meminta semua pihak terkait untuk tidak mempersulit masuknya arus investasi ke tanah air. Sebab, investasi adalah salah satu kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah ancaman krisis global yang terjadi saat ini.
“Sekali lagi, yang namanya investor itu jadi rebutan semua negara. Oleh sebab itu, jangan sampai kita ada yang mempersulit. Saya enggak mau dengar lagi ada yang mempersulit, baik di pusat maupun di daerah, baik di pusat, di provinsi, di kabupaten maupun di kota, semuanya jangan sampai ada yang mengganggu ini,” ujar Jokowi saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Investasi Tahun 2022 di The Ritz-Carlton, Jakarta, Rabu (30/11/2022).
Di tengah krisis finansial dunia, Indonesia masih dipercaya menjadi tujuan investasi. Untuk itu, Jokowi mengingatkan jajarannya untuk berhati-hati dalam mengambil kebijakan yang dapat berdampak pada kepercayaan global tersebut.
“Kepercayaan itu sudah kita peroleh, trust-nya sudah kita peroleh. Sekarang bagaimana implementasi dari policy-policy yang telah kita ambil jangan sampai ada yang terganggu, kepercayaan yang sudah kita dapatkan jangan sampai hilang gara-gara kita salah men-treatment, salah memperlakukan investasi yang masuk ke negara kita, karena ketatnya persaingan dalam merebut investasi,” tegasnya.
Jokowi menyampaikan, pemerintah juga terus mengamati dan mempelajari arah pergerakan investasi untuk mendukung pengambilan kebijakan yang tepat terkait investasi di tanah air.
“Kita pelajari lewat intelijen ekonomi kita. Kenapa lebih berbondong-bondong ke [negara] sana dan tidak berbondong-bondong ke sini? Ada kebijakan tambahan, ada insentif tambahan, kita pelajari, tax holiday, diberikan perlakuan-perlakuan yang lebih baik, kita pelajari semuanya,” ujar Mantan Gubernur DKI Jakarta itu dilansir dari laman Setkab.
Pada kesempatan itu, Jokowi juga meminta agar sistem Online Single Submission (OSS) yang telah dibangun terus disempurnakan untuk meningkatkan kecepatan sekaligus menyederhanakan pengurusan izin investasi.
“Saya titip ini untuk OSS di semua, baik di kabupaten, di kota, di provinsi, di pusat semuanya platform-nya tolong betul-betul dilihat lagi, dibenahi betul agar yang namanya kita sampaikan cepat, kalau kita ngomong 5 menit, 5 menit betul, kalau kita ngomong 1 jam, 1 jam betul. Jangan sampai saya disuruh ngomong 1 jam, 1 jam, faktanya bisa 6 bulan. Waduh enggak dipercaya kita nanti. Tolong diperbaiki, masih ada banyak yang perlu diperbaiki di platform ini,” tandasnya.
Sementara itu, berdasarkan data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) realisasi investasi selama Januari sampai September 2022 mencapai Rp 892,4 triliun. Angka ini sudah mencapai 74,4% dari target realisasi investasi sepanjang tahun 2022 yang sebesar Rp 1.200 triliun.
“Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021 terjadi pertumbuhan sebesar 35,3%,” kata Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.
Bahlil menjelaskan secara rinci realisasi investasi Rp 892,4 triliun terbagi dalam Penanaman Modal Asing(PMA) sebesar Rp 479,3 triliun (53,7%) dan Penanaman Modal Dalam Negeri Rp 413,1 triliun (46,3%). Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021 PMA tumbuh 44,5% sedangkan PMDN tumbuh 26,1%. Bahlil menuturkan tingginya pertumbuhan PMA ini tidak terlepas dari stabilitas politik dan ekspektasi positif investor terhadap Indonesia.
Sesuai catatan BKPM menunjukan lima sektor terbesar dari gabungan PMA dan PMDN yaitu industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya dengan nilai investasi Rp 131,8 triliun (14,8%). Sedangkan sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi dengan nilai investasi Rp 97,6 triliun (10,9%). Untuk sektor pertambangan dengan nilai investasi Rp 96,5 triliun (10,8%). Pada sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran dengan nilai investasi Rp 80,5 triliun (9,0 %). Serta, listrik, gas, dan air dengan nilai investasi Rp 68,6 triliun (7,7%).
Bahlil mengatakan dari data lima sektor dengan kontribusi terbesar selama Januari sampai September 2022 ini menunjukan bahwa pemerintah tidak fokus lagi semata-mata para sektor jasa tetapi sudah membangun industri hilirisasi. Data tersebut menunjukan masifnya hilirisasi di sumber daya alam khususnya pertambangan.
“Hal ini sejalan dengan arah kebijakan pemerintah tentang hilirisasi, Menurut saya data ini semakin membangun optimisme untuk ke depan bagi pembangunan ekonomi nasional,” katanya.
Jika dilihat secara spasial untuk gabungan PMA dan PMDN, posisi pertama ditempati oleh Provinsi Jawa Barat dengan nilai investasi Rp 128,4 triliun(14,4%). Kedua yaitu DKI Jakarta dengan nilai investasi Rp 108,9 triliun (12,2%). Ketiga yaitu Provinsi Jawa Timur dengan nilai investasi Rp 79,5 triliun (8,9%). Keempat yaitu Provinsi Sulawesi Tengah Rp 76,4 triliun (8,6%). Kelima yaitu Riau dengan nilai investasi Rp 71,9 triliun (8,1%).
Bila berdasarkan negara maka investasi terbesar berasal dari Singapura dengan nilai US$ 10,5 miliar (31,6%), lalu Tiongkok dengan nilai investasi US$ 5,2 miliar (15,5%). Ketiga yaitu dari Hongkong, RRT dengan nilai US$ 3,9 miliar (11,7%). Keempat yaitu Jepang dengan nilai investasi US$ 2,8 miliar (8,3%). Kelima yaitu Malaysia dengan nilai investasi US$ 2,2 miliar (6,6%).(suko)