SuaraBanyuurip.com – d suko nugroho
Bojonegoro – PT Butonas Petrochemical Indonesia (BPI) dikabarkan telah mendapat alokasi gas dari lapangan Jambaran-Tiung (J-TB) yang berada di Kabupaten Bojonegoro, Jawa. Jumlahnya mencapai 90 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dengan jangka waktu tujuh tahun terhitung mulai 2028-2035.
PT Butonas Petrochemical Indonesia (BPI) atau PT Butonas Petrochemical Energy (BPE) adalah perusahaan yang direncanakan menjadi investor pembngunan pabrik bioetanol-metanol di Kabupaten Bojonegoro. BPI merupakan perusahaan baru yang berdiri pada tahun 2021 lalu, dan mayoritas sahamnya dimiliki oleh PT Trinusa Resources.
Berdasarkan data dari lembaga non pemerintah, Center of Energy and Resorces Indonesia (CERI), alokasi gas JTB untuk PT BPI tertuang dalam surat Menteri ESDM
nomor T-174/MG.04/MEM.M/2025 tanggal 16 April 2025 yang ditandatangani Bahlil Lahadalia.
Surat berkop Garuda itu berisi perihal penyesuaian penetapan dan penetapan alokasi dan pemanfaatan gas bumi dari Lapangan Jambaran-Tiung Biru dari Wilayah Kerja Cepu kepada PT Butonas Petrochemical Indonesia (BPI). Surat tersebut ditujukan kepada Kepala SKK Migas.
Di dalam surat Menteri ESDM juga menjelaskan penetapan alokasi dan pemanfaatan gas dari lapangan JTB. Pertama, pembeli gas adalah PT Perusahaan Gas Negara (PGN) untuk kelistrikan dan industri. Jumlah penyerapan harian sebayak 172 MSCFD dengan jangka waktu 20 September 2022 sampai 31 Desember 2027. Jumlah tersebut akan menurun pada 1 Januari 2028 sampai 17 September 2025 dengan serapan menjadi 82 MMSCFD.

Kedua, menetapkan alokasi dan pemanfaatan gas dari lapangan JTB kepada PT Butonas Petrochemical Indonesia (BPI) untuk industri Petrokimia. Jumlah serapan harian sebanyak 90 MSCFD dengan titik serah terakhir alat ukur milik penjual. Jangka waktu mulai 1 Januari 2028 hingga 17 September 2035.
“Dalam jangka waktu paling lambat 6 bulan sebelum jangka waktu dimulai, apabila terdapat perubahan penyaluran gas bumi sebagaimana ditentukan dalam penetapan ini, SKK Migas wajib menyampaikan hasil evlauasi dan usulan rencana penyesuaian kembali penyaluran gas bumi dari lapangan JTB,” berikut isi surat Menteri ESDM.
Terkait kabar tersebut, suarabanyuurip.com telah berupaya melakukan konfirmasi kepada Manager Comrel and CID Regional 4, Rahmat Drajat. Namun, konfirmasi yang dilayangkan melalui pesan WhatsApp pada, Senin (26/5/2025), pukul 10.05 WIB. Namun hingga berita ditayangkan belum ada balasan.
Sementara juru bicara Perwakilan SKK Migas Jabanusa, Febri Ihsan mengaku akan mengecek kabar tersebut.
“Saya belum dapat infonya. Coba saya cek lagi,” ujarnya.
Sebagai informasi, lapangan gas JTB yang dikelola Pertamina EP Cepu Zona 12 telah beroperasi penuh pada Desember 2024. Produksinya mencapai 190 MSCFD dan telah disalurkan melalui pipa gas Cirebon-Semarang untuk PLN, PGN, Petrokimia Gresik serta industri di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Gas dari Lapangan JTB rencananya juga akan dimanfaatkan untuk mendukung pabrik bioetanol-metanol di Kabupaten Bojonegoro. Pabrik ini akan dibangun di kawasan hutan RPH Sawitrejo turut Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngasem.
Lokasi pabrik bioetanol-metanol tidak berada jauh dari lapangan Gas JTB. Investasi pembangunan pabrik tersebut mencapai Rp 22,8 triliun. Ditargetkan pabrik tersebut selesai pada 2027 mendatang. PT Butonas Petrochemical Indonesia direncanakan mengoperasikan pabrik bioetanol dan metanol di Kabupaten Bojonegoro.
Sekilas tentang BPE/BPI
PT. Butonas Petrokimia Energi (BPE) berdiri pada tahun 2021, sebagai perusahaan petrokimia hilir di sektor minyak dan gas untuk menyediakan teknologi ramah lingkungan.
BPE fokus menawarkan solusi terpadu di Industri Petrokimia berbasis Indonesia dengan menawarkan Investasi internasional langsung dengan bermitra dengan mitra investasi global di mana BPE memiliki potensi untuk mengurangi kemerosotan stabilitas Indonesia saat ini.
Dengan menggunakan teknologi terintegrasi dengan mitra kami, BPE dapat menawarkan berbagai teknologi hijau yang ramah lingkungan serta layak secara ekonomi seperti solusi penangkapan karbon, transisi energi hijau, dan membuka proyek industri bebas karbon.
PT Butonas Petrokimia Energi menawarkan solusi teknik dengan berbagai skema bisnis seperti Engineering Procurement and Construction (EPC) termasuk Pembiayaan (EPCF), atau Build Own Operate and Transfer (BOOT). Tim teknik BPE mampu merancang, membangun, dan mengoperasikan fasilitas dengan teknologi canggih, harga yang kompetitif, dan jadwal tepat waktu.(suko)