Mengapa Harus di Jakarta ?

Hotel bintang lima, The Westin Jakarta menjadi tempat resepsi pernikahan putri Bupati Bojonegoro, Anna Mua'awanah.

Oleh : d suko nugroho

BUPATI Bojonegoro, Jawa Timur, Anna Mu’awanah, menggelar resepsi pernikahan anak perempuannya, Megah Fadhillah. Pesta pernikahan digelar di Java Ballroom The Westin Jakarta, Jl. H. R. Rasuna Said No.Kav.C-22A, RT.2/RW.5, Karet Kuningan, Kecamatan Setiabudi, Kota Jakarta Selatan, Sabtu (17/12/2022), pukul 19.00 Wib – 21.00 Wib. Hotel The Westin Jakarta merupakan hotel bintang lima di Ibukota. Harga sewa kamar per malamnya mencapai kisaran di atas Rp 3 juta.

Anak Bupati Anna dengan M Ali Duppa, Megah Fadhillah menikah dengan Darren Xiao-Li Wan, putra pasangan Norman Wan dan Lili Liu. Di undangan resepesi pernikahan yang diterima penulis, alamat Bupati Anna dan M. Ali Duppa tertulis Jakarta. Sementara besannya, beralamat Negara Jerman.

Hari berbahagia bupati penghasil migas terbesar di Indonesia-sebutan lain Bojonegoro- akan dihadiri para kalangan pejabat, tokoh masyarakat, hingga pengusaha dari dalam luar Bojonegoro. Pejabat Bojonegoro yang hadir di resepsi pernikahan beda negara ini diperkirakan lebih dari300 orang. Mulai dari semua anggota DPRD, kepala organisasi perangkat daerah (OPD), camat, kepala desa, kepala sekolah SD dan SMP, serta pejabat lainnya. Selain menghadiri resepsi pernikahan, para pejabat itu diagendakan melihat pameran produk di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang digelar dinas kebudayaan dan pariwisata (Disbudpar).

Rombongan pejabat Bojonegoro telah bertolak ke Jakarta, Jumat (16/12/2026). Sebagian besar menggunakan bus. Ada lebih dari 20 bus masing-masing berkapasitas sekitar 50 orang membawa rombongan. Sebagian rombongan telah tiba di Jakarta Sabtu (17/12/2022) pagi.

Bebani APBD

Menghadiri resepsi pernikahan di Jakarta membutuhkan biaya tidak sedikit. Mulai dari akomodasi, makan, dan penginapan. Dari kakulasi sederhana penulis, biaya termurah melakukan perjalanan ke Ibukota dan menginap sehari semalam totalnya sekitar Rp 1,5 juta per orang. Biaya tersebut untuk sewa bus, makan delapan kali dengan harga Rp30 per orang, sewa hotel Rp500 ribu isi dua orang. Biaya itu jika menggunakan kantong pribadi.

Berbeda lagi jika biaya pejabat menghadiri resepsi pernikahan anak Bupati Bojonegoro menggunakan anggaran perjalanan dinas (Perdin). Sesuai Peraturan Bupati (Perbup) No2/2022 tentang Standar Biaya Umum Pemkab Bojonegoro, biaya perdin berbeda-beda sesuai golongannya. Untuk biaya perdin eselon II meliputi Sekda, Kepala Dinas, Asisten, dan Staf Ahli mencapai Rp 1.490.000 per hari. Biaya perdin ini sama dengan Anggota DPRD dan Esselon III. Yang membedakan pejabat esselon II dengan III dan anggota DPRD adalah uang harian dan representatif. Pejabat Esselon III hanya memperolah uang harian sebesar 530.000. Sementara pejabat Esselon II dan DPRD mendapat uang harian dan uang reprensetatif sebesar Rp 150.000 per hari. Jika dikalkulasi, total biaya perdin pejabat Bojonegoro untuk menghadiri resepsi pernikahan anak Bupati Anna mencapai Rp 1,1 miliar. (Radar Bojonegoro, 15 Desember 2022).

Kondisi tersebut berbeda dengan kepala sekolah dan kepala desa. Kalaupun mereka bisa menggunakan perdin tentu akan memberatkan keuangan sekolah dan desa. Apalagi kegiatan tersebut sekadar menghadiri sebuah resepsi pernikahan. Bukan untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang berdampak terhadap kemajuan sekolah maupun desa.

Namun, lebih bahaya lagi, jika biaya menghadiri resepsi pernikahan anak Bupati Anna tersebut menggunakan biaya pribadi dan tidak dapat masuk dalam perdin kepala sekolah maupun kepala desa. Mereka bisa saja mencari pengganti uang pribadi melalui sumber-sumber anggaran dengan cara-cara tidak resmi, sehingga bisa berpotensi memunculkan korupsi.

Tak Peduli Kondisi Bojonegoro

Anggaran perdin pejabat untuk menghadiri resepsi pernikahan anak Bupati Anna di Jakarta yang mencapai Rp1 miliar lebih ini, cukup kecil dibanding APBD Bojonegoro mencapai Rp7 triliun lebih. Buktinya tidak banyak mengurangi sisa lebih pembiayaan anggaran (Silpa) APBD 2022 yang diprediksi mencapai Rp3 triliun.

Namun, menggunakan perdin untuk menghadiri resepsi pernikahan adalah bentuk mengambur-hamburkan anggaran. Seharusnya anggaran perdin yang mencapai miliaran rupiah akan jauh lebih bermanfaat untuk menambah program percepatan penurunan kemiskinan.

Laju penurunan kemiskinan Bojonegoro pada 2022 sangat lambat jika dibanding dengan besarnya APBD. Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), persentase angka kemiskinan Bojonegoro turun 1,06 persen, yakni dari 13,27 persen pada 2021 menjadi 12,21 persen pada 2022. Berdasar jumlah penduduk miskin pada 2022 masih terdapat 153,40 ribu, sedangkan 2021 166 ribu. Tingkat penurunan kemiskinan Bojonegoro ini lebih kecil dibanding kebupaten sekitarnya seperti Ngawi, Lamongan, Tuban dan Nganjuk. Padahal APBD mereka jauh di bawah Bojonegoro.

Anggaran perdin milyaran rupiah ke Jakarta bisa juga bermanfaat untuk pemberian suntikan bantuan modal kepada pedagang kecil. Sehingga dapat menumbuhkan perekonomian Bojonegoro setelah dua tahun rontok dilanda badai pandemi Covid-19. Berdasarkan data BPS, ekonomi Kabupaten Bojonegoro tahun 2021 dibanding tahun 2020 mengalami kontraksi sebesar -5,54 persen.

Resepsi di Bojonegoro Lebih Memberi Manfaat

Resepsi pernikahan anak Bupati Anna akan jauh memberikan banyak manfaat bagi perekonomian Bojonegoro jika diselenggarakan di Bojonegoro. Selain tidak membenani APBD, warga Bojonegoro dari semua kalangan juga dapat langsung ikut menghadiri dan menyaksikan pesta pernikahan, serta memberikan doa kepada pasangan pengantin. Warga selama ini sangat penasaran dengan putri Bupati Anna yang tidak pernah dikenalkan kepada publik. Apalagi, besan dan menantu dari Ketua DPC PKB Bojonegoro, itu warga berkenegaraan Jerman.

Undangan resepsi pernikahan putri Bupati Bojonegoro, Anna Mu’awanah.
© 2022 suarabanyuurip.com/Ist/sbu

Menurut hemat penulis, banyak manfaat ekonomi yang diperoleh jika pesta pernikahan putri Bupati Anna digelar di Bojonegoro. Sebab, melihat trade record Bupati Anna yang pernah menjabat Anggota DPR RI tiga periode. Ditunjang sang suamai, M. Ali Duppa, sebagai pengusaha dan pengurus Kamar Dagang Indonesia (Kadin). Tentu keduanya memiliki banyak kolega pejabat di tingkat pusat baik lembaga maupun kementerian, dan investor.

Multipliereffect yang bisa diperoleh Bojonegoro mulai dari meningkatnya okupansi hotel, jasa katering beserta rantai pemasoknya, kerajinan lokal yang dijadikan souvenir, serta pernak-pernik pernikahan semua dapat dipenuhi dari lokal. Apalagi jika dalam resepsi pernikahan tersebut melibatkan pedagang kaki lima (PKL) dengan menyuguhkan aneka makanan khas Bojonegoro. Sehingga perputaran uang dari kegiatan resepsi pernikahan dan kedatangan tamu undangan dari daerah lain bisa berputar di Bojonegoro. Berbeda jika pesta pernikahan digelar di Jakarta, uang Kabupaten Bojonegoro berputar di Ibukota.

Selain itu, dengan kedatangan pengusaha dari luar darerah di pesta pernikahan ini menjadi sarana untuk menawarkan invetasi dan mengenalkan tentang potensi-potensi yang dimiliki Bojonegoro. Baik disektor hilir migas, pertanian, perkebunan, wisata, maupun lainnya. Apalagi, selama tiga tahun terakhir ini, sebagai kabupaten penghasil migas yang memiliki sumber daya alam terbesar di Indonesia, belum ada investor besar yang menanamkan investasinya atau membuka usaha di Bojonegoro.

Jika pesta pernikahan putri Bupati Anna di Jakarta membebani APBD, mengapa tidak diselenggarakan di Bojonegoro saja ?

                                                                  Penulis adalah wartawan suarabanyuurip.com

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *