Suarabanyuurip.com – Sami’an Sasongko
Bojonegoro – Asosiasi untuk Demokrasi dan Kesejahteraan Sosial (Ademos) dan Pertamina EP Cepu (PEPC) menggelar kegiatan “Ngopi Sareng Kawan Sungai Gandong” cegah erosi, serap emisi, program pengurangan jejak emisi karbon berbasis sekolah di Dolok Cozy Space, Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Senin (06/02/2023).
Hadir dalam kegiatan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bojonegoro, Dinas Pendidikan (Disdik) Bojonegoro, SMPN 1 Ngasem, SMPN 1 Ngambon, SMPN 2 Purwosari, Camat dan 22 kepala desa (Kades) Daerah Aliran Sungai (DAS) Gandong dari enam kecamatan. Yakni Gondang, Sekar, Ngambon, Ngasem, Tambakrejo, dan Purwosari, Kabupaten Bojonegoro.
Dalam acara Ketua Ademos, Mohammad Kundlori, mengucapkan terima kasih kepada PEPC yang telah mendukung atas terselenggaranya kegiatan “Ngopi Sareng Kawan Sungai Gandong” cegah erosi, serap emisi, program pengurangan jejak emisi karbon berbasis sekolah ini.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian program selama empat bulan yang telah dilakukan dengan diawali dari tingkat sekolahan hingga desa di DAS Gandong dalam peduli lingkungan. Dengan melakukan penanaman pohon. Seperti pohon trembesi, jambu dan lain sebagainya. Diawali mulai dari sekolahan yang kemudian dilanjutkan di DAS Gandong mulai hulu hingga hilir.
“Untuk mengurangi emisi salah satunya adalah dengan menanam pohon,” ujar Kundlori.
Sementara JTB Site Office & PGA Manager PEPC, Edy Purnomo mengatakan, bahwa pihaknya sejak awal komitmen untuk menjaga lingkungan dengan menanam ribuhan pohon. Selain disekitar area kerjanya, penanaman pohon juga dilakukan dibeberapa desa di Kabupaten Bojonegoro.
“Kurang lebih 25 ribu pohon trembesi telah di tanam,” kata Edy.
Kepala Dinas (Kadin) DLH, Hanafi diwakili Pejabat Fungsional Bidang Pengendalian Lingkungan DLH Bojonegoro, Nur Rahmawati menyampaikan, bahwa kondisi lingkungan saat ini memang sudah berubah dibandingkan dengan kondisi dulu. Dimana dulu sejuk dan saat ini menjadi panas.
Untuk mengurangi emisi karbon, lanjut Nur Rahmawati, harus meningkatkan penanam pohon di lingkungan sekitar. Baik di sekitar sekolahan maupun di tempat-tempat lahan yang kosong lainnya.
“Jadi untuk mengurangi emisi ini tentu harus memperbanyak menanam pohon di lingkungan,” ucapnya.
Di tempat yang sama, Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Kabid Dikdas) Disdik Bojonegoro, Fatkhur Rohim menjelaskan, bahwa penurunan emisi karbon tidak bisa dilakukan secara terpisah. Pihaknya juga bekerjasama dengan DLH melalui sekolah Adiwiyata.
Ditambahkan, tanaman tidak hanya dapat memperindah lingkungan, tapi juga mampu menyiapkan oksigen yang luar biasa. Untuk mengurangi emisi karbon.
“Saya berharap semua kepala sekolah untuk dapat menciptakan lingkungan sekolah yang bagus dan sejuk,” imbuhnya.
“Jumlah desa kawasan inti DAS Gandong sebanyak 22 desa, dan jumlah luas wilayah administrasi sekira 16.191,08 hektar (ha). Sedangkan, jumlah luas wilayah DAS Gandong 9.258,6 ha. Jumlah desa kawasan penyangga DAS Gandong sebanyak 19 desa, dan jumlah luas wilayah administrasi seluas sekira 26.532,73 ha. Kemudian jumlah luas wilayah DAS Gandong seluas sekira 14.014,57 ha,” sambung Putut Prabowo, Manajer Program Pengurangan Emisi Karbon Berbasis Sekolah Ademos.
Dalam kegiatan yang diselenggarakan di desa sekitar proyek gas Jambaran – Tiung Biru (JTB) tersebut juga dilakukan penyerahan piagam pilot project percontohan program pengurangan jejak emisi karbon berbasis sekolah terhadap SMPN 1 Ngasem, SMPN 1 Ngambon, dan SMPN 2 Purwosari.(sam)