Bulog Kanca Bojonegoro Stabilkan Harga Beras di 3 Kabupaten

STABILISASI : Bulog Bojonegoro saat operasi pasar stabilkan harga dan pasokan beras.

Suarabanyuurip.com – Arifin Jauhari

Bojonegoro – Badan Urusan Logistik Kantor Cabang (Bulog Kanca) Bojonegoro, terus berupaya menstabilkan harga beras di tiga kabupaten. Ketiga kabupaten itu ialah Bojonegoro, Lamongan, dan Tuban, Jawa Timur.

Kepala Kantor Cabang Bulog Bojonegoro, Sugeng Hardono mengatakan, sejak tanggal  1 Januari 2023 sampai dengan 10 Februari 2023, pihaknya telah menggelontorkan beras untuk Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan  (SPHP) sebanyak 2.050 ton.

Beras tersebut disalurkan melalui saluran retail, distributor, maupun secara langsung dijual ke masyarakat melalui operasi pasar SPHP. Melalui kegiatan stabisisasi ini diharapkan dapat meredam lonjakan harga yang saat ini relatif masih tinggi. Terutama pada harga beras medium.

“Gerakan ini akan terus di masifkan untuk terus mengerem dan menurunkan harga dengan target harga bisa pada level maksimal Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp9.450 per kilogram,” katanya kepada SuaraBanyuurip.com, Senin (13/02/2023).

Dijelaskan, dasar pelaksanaan SPHP ini berdasar Surat Kepala Badan Pangan Nasional Republik Indonesia No. 02/TS.03.03/K.1/2023 tentang Penugasan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Beras di Tingkat Konsumen.

Kegiatan operasi SPHP berlangsung sepanjang tahun di tiga wilayah Kantor Cabang Bulog Bojonegoro. Pihaknya berkomitmen terus mendukung terpenuhinya kebutuhan beras. Untuk itu Cadangan Beras Pemerintah (CBP) terus digulirkan.

“Stok cukup, Mas. Kami bisa tambah terus kalau sampai kurang. Saat ini stok di Cabang Bojonegoro 2.300 ton setara beras,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Ketahanan Pangan DKPP Bojonegoro, Mochamad Rudianto menyampaikan, bahwa kebutuhan beras untuk dikonsumsi masyarakat Bojonegoro sendiri sebetulnya hanya 112 ribu ton per tahun. Atau sebanyak 83,97 kilogram (Kg) per kapita per tahun.

Menurut dia, itu artinya selalu terjadi surplus produksi dibanding konsumsi. Karena persediaan beras bisa mencapai lebih dari 500 ribu ton per tahun. Namun, ketika dikaitkan dengan kondisi saat ini, banyak variabel yang mempengaruhi.

“Mulai bulan Agustus hingga Januari,  kontribusi produksi padi memang kecil. Makin hari stok makin menipis. Puncaknya paling kecil tahun kemarin itu bulan November. Selain itu, gabah dan beras kan komoditas bebas yang dalam perpindahannya ke tempat lain tidak memerlukan dokumen khusus,” jelasnya.(fin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *