Suarabanyuurip.com – Arifin Jauhari
Bojonegoro – Akademi Sepakbola Bintang Muda Bojonegoro menggelar “Talent Souting” guna menjaring pemain bola berbakat. Dari akademi ini nantinya diharapkan muncul banyak pemain sepakbola profesional berkualitas yang siap berkecimpung di gelaran laga sepakbola tanah air.
Talent Scouting dihelat di Stadion Letjen Sudirman, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Minggu (05/03/2023). Akademi Bintang Muda Bojonegoro melakukan observasi dan analisa potensi para pesepakbola Bojonegoro. Sasarannya adalah calon talenta pemain mulai usia 13 hingga 20 tahun, atau sejak kelahiran 1 Januari 2010.
Penjaringan calon pemain berbakat ini melibatkan sejumlah nama besar di dunia sepakbola Indonesia. Antara lain Gusnul Yakin, pelatih legendaris pemegang A Pro License atau pelatih yang telah mengantongi lisensi pelatih profesional. Dan, Joko Susilo, pelatih profesional dari PSKC (Persatuan Sepakbola Kota) Cimahi yang juga berlisensi serupa. Keduanya didaulat menjadi Penasihat Teknik Akademi Bintang Muda Bojonegoro.
“Tujuan talent scounting ini untuk melihat kemampuan anak-anak, untuk dikembangkan lagi nantinya” kata Gusnul Yakin kepada SuaraBanyuurip.com, Minggu (05/03/2023).
Pria yang pernah melatih Persibo Bojonegoro meraih juara Liga Indonesia Divisi Utama 2007 ini melihat Bojonegoro sebagai gudang potensi pemain sepakbola. Disebutnya Samsul Arif, misalnya. Sehingga pelatih yang dikenal spesialis menangani tim “kapal karam” ini meyakini bakal muncul banyak pemain berbakat yang bahkan tak hanya mampu membawa nama Bojonegoro ke tingkat Jatim, melainkan lebih jauh sampai ke tingkat nasional.
“Bojonegoro ini saya lihat mirip dengan Malang. Baik potensi pemain yang ada maupun suporternya. Saya suka,” ujar Gusnul Yakin.
Gusnul Yakin, penasihat teknik Akademi Bintang Muda Bojonegoro
© 2023 suarabanyuurip.com/Arifin Jauhari.
Sementara Joko Susilo, menyampaikan, bahwa dalam observasi ini para calon pemain akan dilihat bakat dan kemampuan yang dimiliki sejauh mana sebelum masuk di akademi. Dengan diketahui levelnya, pihaknya bisa lebih memahami arah pengembangan talenta masing-masing anak didik.
Pelatih yang memegang lisensi A AFC ini membagi kurikulum dalam empat hal. Yaitu basic elementer, skill, pengembangan sepakbola, serta konsep dan teknik sepakbola. Harapannya dari didikan akademi nanti, ketika masuk di level nasional, tidak ada pihak yang mengeluhkan skill dasar pemarin daerah masih kurang.
“Tetapi yang paling utama adalah attitude. Akhlak yang baik ini kami tekankan. Jadi pemain tidak hanya terampil teknik sepak bola dari dasar hinggar mahir tetapi harus memiliki sikap dan perilaku yang baik,” tandasnya.
Penasihat Teknik Akademi Bintang Muda Bojonegoro, Joko Susilo bersama Sukur Priyanto.
© 2023 suarabanyuurip.com/Arifin Jauhari.
Di tempat yang sama, pemilik dan penggagas Akademi Bintang Muda Bojonegoro, H. Sukur Priyanto, mengungkapkan jumlah penduduk yang besar di Bojonegoro sebagai latar belakang perlunya akademi sepakbola. Ditambah belum adanya lembaga pendidikan satu tingkat di atas SSB (Sekolah Sepak Bola) yang bisa mengakomodir banyaknya lulusan asal SSB.
Pria yang menjabat pimpinan DPRD Bojonegoro ini menginginkan para anak dikdik di dunia sepakbola bisa ditempatkan pada porsi yang semestinya. Caranya dibuatkan wadah di mana ada pelatih yang bisa menggodok agar mereka menjadi pemain bola yang terlatih dan siap menjadi pemain bola profesional.
“Goalnya ya, mungkin 20-30 persen pemain nasional bisa berasal dari Bojonegoro. Jadi kami mempersiapkan skill di akademi agar suatu saat klub banyak mengambil pemain dari Bojonegoro karena menjadi sumber daya yang profesional,” ucapnya.(fin)