Suarabanyuurip.com – d suko nugroho
Jakarta – Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) mencatatkan beberapa mileston penting di mega proyek Grass Root Refinery (GRR) atau Kilang Tuban yang berada di wilayah Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Di antaranya menuntaskan Front End Engineering Design (FEED), dan menjaring kontraktor potensial untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan pengadaan Engineering, Procurement, & Construction (EPC) Proyek GRR Tuban.
Presiden Direktur PRPP Reizaldi Gustino menyampaikan, sejumlah capaian pelaksanaan proyek GGR Tuban hingga 2022. Di antaranya penyelesaian General Engineering Design (GED) atau desain rancang bangun fasilitas GRR Tuban. Pekerjaan GED sendiri terdiri dari 2 (dua) tahap yaitu Basic Engineering Design (BED) yang berlangsung pada November 2019 hingga Maret 2021 dan dilanjutkan dengan pekerjaan Front End Engineering Design (FEED) yang berakhir pada 31 Mei 2022.
Secara bersamaan, lanjut Reizaldi, kerja sama PRPP dengan mitra strategis terus dipertahankan. Perusahaan menginisiasi sinergi Pertamina Group yaitu dengan PT Pertamina Gas Negara, Tbk terkait dengan penyediaan gas bumi dan infrastruktur gas; serta PT Pertamina International Shipping mengenai penyediaan jasa pengangkutan laut, fasilitas pelabuhan, dan jasa kepelabuhanan; PT Pertamina Power Indonesia mengenai penyediaan listrik, uap, dan air. Sinergi tersebut diwujudkan dengan penandatanganan Head of Agreement (HoA) atau Pokok-Pokok Perjanjian dengan perusahaan sesama Pertamina Group dengan perusahaan tersebut pada 18 April 2022 lalu.
“Kerja sama ini kita harapkan dapat memberikan dampak positif dari segi optimasi Capex maupun Opex, dampak lingkungan, serta terjaganya kehandalan kilang GRR Tuban ini, diproyeksikan menghasilkan total potensi sinergi mencapai USD 3,56 miliar,” ujarnya.
Pihaknya juga mempersiapkan pelaksanaan pekerjaan pengadaan Engineering, Procurement, & Construction (EPC) Proyek GRR Tuban. Yakni dengan telah merilis pengumuman prakualifikasi untuk menjaring kontraktor potensial yang akan mendukung perusahaan pada fase EPC nantinya.
“Tahun 2022 kita telah mencapai banyak hal (dari target yang ditetapkan) dan mencatat progress yang signifikan pada proyek,” kata Reizaldi dalam keterangan tertulisnya.
Ia mengingatkan kembali tugas PRPP mewujudkan kemandirian energi nasional melalui pembangunan kilang GRR Tuban semakin berat dan akan memasuki tahap-tahap krusial.
“Target terbesar kita saat ini adalah persetujuan Final Investment Decision (FID) atau persetujuan investasi di tingkat pemegang saham. Tanpa ada FID maka tidak ada proyek. FID ini akan memengaruhi pelaksanaan target perusahaan yang lain seperti tender EPC dan tentu saja aspek pembiayaan proyek” lanjut Reizaldi.
Reizaldi mengajak seluruh keluarga besar PRPP untuk tetap semangat, optimis, dan tetap berkontribusi maksimal untuk memastikan keberlanjutan proyek pembangunan kilang BBM terintegrasi dengan industri petrokimia sebagai salah satu upaya mewujudkan kemandirian energi dan industri petrokimia nasional.
Sementara itu, Direktur Keuangan dan Penunjang Bisnis, Pavel Vagero, menekankan proyek GGR Tuban dikerjakan oleh perusahaan patungan dari entitas yang berasal dari dua negara berbeda. Selain pencapaian dari aspek bisnis, penting sekali untuk menetapkan budaya perusahaan sebagai bagian dari identitas perusahaan.
“Pengelolaan budaya perusahaan dalam jangka panjang harus menjadi enabler untuk keberlangsungan operasional perusahaan. Ke depannya kita harus melakukan diagnosis, saling bicara dan diskusi, untuk merumuskan budaya perusahaan yang ideal karena budaya perusahaan memiliki dampak yang besar untuk bisnis perusahaan” pungkas Pavel.
Direktur Utama PT Pertamina Kilang Internasional Taufik Aditiyawarman sebelumnya menegaskan, pembangunan mega proyek Kilang Tuban terus berjalan. Proyek yang bekerjasama dengan Rosneft, perusahaan Rusia masih mempersiapkan infrastruktur modern.
“Namun, ada tiga tantangan di proyek NGGR Tuban ini. Salah satunya terkait butuh investasi yang besar. Sebab, kilang Tuban ini mega proyek yang cukup besar di Indonesia,” katanya sebagaimana dikutip dari channel YouTube CNBC Indonesia.
Dia berharap dukungan dari pemerintah agar proyek Kilang Tuban dapat selesai sesuai target yang diwacanakan awal.
“Karena Kilang Tuban ini ditargetkan selesai pada 2028 mendatang. Sehingga perbaikan infrastruktur membutuhkan investasi yang besar,” katanya.
Sebagai informasi, PRPP adalah perusahaan joint venture sekaligus bagian dari Pertamina Group yang diberikan amanat oleh pemerintah untuk membangun dan mengelola salah satu Proyek Strategis Nasional, Grass Root Refinery Tuban. GRR Tuban sendiri diproyeksikan berdiri di atas lahan seluas kurang lebih 840 hektar di Kecamatan Jenu.
GGR Tuban memiliki kapasitas pengolahan minyak mentah kurang lebih 300 ribu barel per hari dan produksi petrochemical mencapai 4.250 kilo ton per annum (ktpa). Selain itu, Kilang Tuban juga akan memproduksi bahan bakar minyak (BBM) dengan kualitas Euro V (BBM ramah lingkungan) yaitu gasoline sebesar 80.000 barel per hari dan diesel sebesar 98.000 barel per hari.
Proyek Kilang Tuban akan menyerap tenaga kerja sebanyak 20.000 orang pada saat konstruksi dan 2.500 pada saat mulai beroperasi.(suko)
Adakah loker supervisor civil