Suarabanyuurip.com – d suko nugroho
Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menemukan adanya Sesar Gringsing yang terletak di Kabupaten Batang, Jawa Tengah Panjang 19 km yang berpotensi menimbulkan gempa pada awal Maret lalu. Namun, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan pembangunan proyek pipanisasi Cisem tahap I, ruas Batang – Semarang, tidak berada di patahan atau sesar Gringsing.
“Daerah diduga zona sesar tersebut tergolong tanah keras/ batuan lunak (kelas C). Berdasarkan peta geologi lembar Jawa bagian tengah (Amin dkk., 1999) dan peta geologi lembar Banjarnegara dan Pekalongan (Condon dkk., 1996) tidak ada struktur geologi berupa sesar di daerah tersebut. Berdasarkan peta geologi tersebut infrastruktur jalur pipa gas yang melewati wilayah Kabupaten Batang tidak berada pada Sesar Weleri/ Sesar Gringsing,” tegas Kepala Badan Geologi Sugeng Mujiyanto, kepada tim esdm.go.id di Bandung, Senin (12/6/2023) kemarin.
Sugeng menggambarkan kondisi geologi daerah Sesar Gringsing terlihat relief sedang dan bukan merupakan pantai landai berdasarkan data Denmas. Pada bagian timur terlihat adanya gawir (scarp) berarah barat laut – tenggara. Berdasarkan data gaya berat, tidak terlihat adanya kelurusan anomali Bouger pada daerah yang diduga zona sesar Gringsing, dan berdasarkan data Demnas tidak terlihat kelurusan. Kelurusan data Demnas terlihat di selatan zona Sesar Weleri/ Gringsing yang berarah NWW-SEE. Batuan daerah tersebut adalah endapan Kuarter berumur Pleistosen yang merupakan Formasi Damar (QTd), terdiri-dari batulempung tufan, breksi gunungapi, batupasir, tuf dan konglomerat, serta diperkirakan diendapkan pada lingkungan non marine.
Ia menambahkan, berdasarkan Peta Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi (KRBG) yang diterbitkan oleh Badan Geologi (BG), zona Sesar Weleri terletak pada KRBG rendah artinya Kawasan yang berpotensi terlanda guncangan gempa bumi pada skala V MMI (Modified Mercally Intensity).
“Sebaran kegempaan daerah tersebut tergolong rendah. Berdasarkan data katalog gempa bumi merusak dari Badan Geologi tidak tercatat adanya kejadian gempa bumi merusak pada zona Sesar Weleri. Kejadian gempa bumi merusak pernah terjadi pada tanggal 21 Agustus 2008 di Laut Jawa yang berjarak sekitar 5,85 km utara zona Sesar Weleri dengan magnitudo (M 4,4), kedalaman 30 km dan mengakibatkan kerusakan ringan pada bangunan di Kecamatan Bejen, Kabupaten Temanggung,” jelas Sugeng.
Pertimbangkan Aspek Kegeologian
Kementerian ESDM sendiri dalam perencanaan dan pelaksanakan pembangunan infrastruktur tetap memperhatikan dan mempertimbangkan aspek-aspek kegeologian dan kebencanaan.
“Potensi kejadian gempa bumi di wilayah sekitar Gringsing tersebut cukup rendah dan tidak besar, yaitu dalam sejarahnya hanya satu kali pada 21 Agustus 2008 dengan magnitude 4,4 yang berada 5,9 km di utara zona Gringsing, jadi prinsipnya, Kementerian ESDM itu jika akan membangun infrastruktur ESDM sudah mempertimbangkan aspek kebencanaan,” tutup Sugeng.
Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif memastikan memastikan proyek pembangunan pipa gas bumi Batang-Semarang dilakukan dengan hati-hati melalui kajian teknis mendalam dan pemasangan pipa yang lebih dalam sehingga diharapkan tidak akan membahayakan masyarakat.
“Kan udah dilakukan kajian teknis sedemikian rupa, sehingga tidak akan membahayakan dan akan dilakukan dengan hati-hati,” ujar Arifin saat meninjau stasiun ESDM di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Rabu (7/6/2023).
Sebagai informasi, temuan BMKG mengemukakan adanya Sesar Gringsing yang terletak di Kabupaten Batang, Jawa Tengah Panjang 19 km. BMKG menyebut sesar ini dengan nama lain yaitu Sesar Kendang atau Sesar Weleri. Sesar Weleri melewati Kecamatan Gringsing, Banyuputih, dan Subah. Keberadaan Sesar Weleri tidak ada pada peta geologi lembar Jawa bagian tengah skala 1 : 500.000 (Amin dkk., 1999) dan peta geologi lembar Banjarnegara dan Pekalongan skala 1 : 100.000 (Condon dkk.1996).(suko)