Suarabanyuurip.com – d suko nugroho
Jakarta – Operator Lapangan Minyak Banyu Urip, Blok Cepu, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), bersama mitra program pengembangan masyarakat (PPM), IDFoS Indonesia memamerkan produk olahan sampah dari Mpok Damira dan inovasi olah sampah Burner Lathi Geni. Produk tersebut dipamerkan dalam ajang Festival Peduli Sampah Nasional (FPSN) di Jakarta yang dilaksanakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLH).
“Produk yang dipamerkan dalam FPSN ini diantaranya pupuk organik cair dan padat,” kata perwakilan IDFoS Indonesia, Ahmad Muhajirin yang mengikuti pameran pada 13 – 16 Juni 2023 lalu.
Mpok Damira adalah Kelompok Dalem Mandiri Sejahtera) yang berlokasi di Desa Ngumpakdalem, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Wadah ini merupakan kelompok masyarakat yang mengolah sampah rumah tangga menjadi produk yang bernilai ekonomis. Kelompok ini adalah binaan EMCL, operator minyak Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, dengan pendampingan IDFoS Indonesia.
Selain olah sampah melalui Bank Sampah, dalam FPSN tersebut juga mengenalkan program-program inovasi pengelolaan sampah Blberbasis masyarakat. Seperti Taman Ecobrick, Biogas, dan Burner Lathi Geni.
Burner Lathi Geni merupakan inovasi olah sampah berupa alat yang dapat mengubah sampah menjadi energi panas. Hasil pembakaran ini menjadi energi untuk proses produksi mengubah plastik menjadi BBM, industri tahu tempe hingga pemanas Air. Burner Lathi Geni telah diterapkan di Pondok Pesantren Al-Rosyid, Bojonegoro.
Kementerian LHK menyelenggarakan FPSN terbuka untuk umum di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari peringatan Hari Lingkungan Hidup (HLH) Sedunia, yang bertema Solusi untuk Polusi Plastik dengan mengusung kampanye beatplasticpollution.
Menteri LHK, Siti Nurbaya menyampaikan bahwa tema yang ditetapkan sebagai HLH sedunia menjelaskan tentang semakin pentingnya masalah persampahan secara nasional dan internasional.
“Kita, Indonesia terus mengikuti perkembangan ini dengan berbagai langkah dan kebijakan yang diambil pemerintah serta langkah kerja lapangan yang digerakkan oleh masyarakat para tokoh dan aktivis serta para pelaku kerja-kerja persampahan di lapangan. Usaha yang saya tahu persis sejak tahun 2015, hingga sekarang yang tidak mudah kita lakukan,” ungkap Siti.
Ia mengungkapkan, tingkat polusi plastik yang meningkat dengan cepat merupakan masalah lingkungan global yang serius yang berdampak negatif pada dimensi lingkungan, sosial, ekonomi, dan sosial serta dampak kesehatan.
“Apabila ini tidak ada tindakan yang berarti, dalam skenario bisnis seperti biasa, dan tanpa adanya intervensi yang diperlukan, maka menurut UNEP bahwa jumlah sampah plastik yang masuk ke ekosistem akuatik dapat meningkat hampir tiga kali lipat yaitu dari sekitar 9-14 juta ton per tahun pada tahun 2016 menjadi 23-37 juta ton per tahun pada tahun 2040,” paparnya.
Menteri Siti menjelaskan bahwa pada pertemuan 2nd session of the Intergovernmental Negotiation Committee to develop an international legally binding instrument on plastic pollution, including in the marine environment (INC2) di Paris, tanggal 29 Mei sampai 2 Juni 2023 yang lalu, memberikan gambaran situasi dimana persoalan polusi plastik merupakan persoalan bersama secara global yang harus diselesaikan secara bersama pula. Diharapkan dengan Agreement yang akan terbentuk dengan sifat legally binding secara internasional, maka akan dapat mengikat sebagai kekuatan bersama untuk mengatasi persoalan polusi plastik, yang tentu saja akan disesuaikan dengan kondisi masing-masing negara.
“Ini sejalan dengan upaya kita di Indonesia yang sedang menyiapkan konsep kerja Zero Waste, Zero Emission, seperti halnya kita bekerja dalam hal hutan dan penggunaan lahan dengan konsep kerja FOLU netsink 2030,” jelas Menteri Siti.
Pada kesempatan ini, KLHK juga memberikan apresiasi penghargaan kepada beberapa tokoh penggiat Bank Sampah yang telah menunjukkan kinerja terbaiknya dalam pengelolaan sampah di lingkungannya. Bank Sampah memiliki peran strategis sebagai sarana edukasi, instrumen perubahan perilaku masyarakat dan moda penerapan ekonomi sirkular di Indonesia dalam rantai nilai pengelolaan sampah. Keberadaan Bank Sampah dapat menjadi salah pintu masuk terpilihnya sampah di sumber, menentukan ketersediaan dan kualitas sampah sebagai materi daur ulang sebagai upaya pemenuhan bahan baku industri daur ulang dalam negeri.
Selain itu Bank Sampah juga merupakan mitra strategis dalam penerapan kewajiban produsen dalam pengurangan sampah. Menurut data Sistem infrmasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), jumlah Bank Sampah di Indonesia saat ini telah mencapai 25.540 unit.
“Apresiasi setinggi-tingginya kami sampaikan kepada pengelola Bank Sampah atas ketulusannya dalam kerja- kerja edukasi untuk pemahaman bagi masyarakat mengurangi sampah di sumber-nya, memilah sampah di rumah. Tentu saja ada peran penggerak Bank Sampah yang juga penting di sini, untuk itu saya sampaikan ucapan terima kasih,” pungkas Menteri Siti dalam keterangannya.(suko)