SuaraBanyuurip.com – Sami’an Sasongko
Bojonegoro – Pengelola Lapangan Unitisasi Gas Jambaran-Tiung Biru (JTB), PT Pertamina EP Cepu (PEPC) Zona 12 bersama mitra pendamping program Lembaga Informasi dan Komunikasi Masyarakat Banyuurip Bangkit (LIMA 2B) menggelar pelatihan bagi para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) bertajuk “Workshop Pengembangan UMKM Melalui Akses Pasar Digital (PADI)” di Pendapa Yayasan Mannah Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis (26/10/2023).
Kegiatan pelatihan tersebut diikuti oleh 22 UMKM dari desa sekitar ladang Gas JTB. Yakni dari Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngasem, Desa Pelem dan Kaliombo, Kecamatan Purwosari, Desa Dolokgede dan Kacangan, Kecamatan Tambakrejo.
Hadir dalam acara, Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro (Dindagkop UM) Sukaemi, PEPC, pelaku usaha dan terkait lainnya.
Direktur LIMA 2B, Mugito Citrapati mengatakan, kegiatan pelatihan ini dilakukan guna meningkatkan pengetahuan bagi para pelaku usaha sekitar JTB yang didampingi. Sehingga kedepan dapat mengembangkan usahanya masing-masing.
“Mudah-mudahan pelatihan ini dapat bermanfaat bagi pelaku UMKM sekitar operasi, sehingga ilmu yang diperoleh kedepan dapat dibuat mengembangkan usahanya,” katanya.
Menurut Manager Relations PEPC, Fitri Erika, di era dimana berbagai bidang termasuk perdagangan mengalami disrupsi, penting bagi pelaku UMKM untuk menambah pengetahuannya supaya tetap bisa eksis dan unggul dalam berkompetisi. Hal ini seiring dengan semangat adaptif yang harus dimiliki oleh semua orang.
“Kita gagas kegiatan ini karena kita ingin membekali teman-teman dari UMKM kemampuan menghadapi pasar digital, sehingga memiliki peluang untuk terus berkembang sejalan dengan kemajuan teknologi informatika,” terangnya.
Manager Supply Chain Management PEPC Zona 12, Gunanto berharap, UMKM dari lima desa ini dapat meningkat dan merasakan manfaat teknologi dalam memasarkan produknya. Menurutnya bentuk kolaborasi dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro dan industri hulu migas bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM) dalam meningkatkan perekonomian masyarakat melalui UMKM ini perlu didukung semua pihak.
Pihaknya akan terus mendukung upaya-upaya pengembangan UMKM agar terus berkembang maju dan dapat memberikan manfaat yang lebih luas. Ditambahkannya, Kementerian BUMN telah meluncurkan aplikasi Pasar Digital untuk memfasilitasi pelaku UMKM supaya bisa memiliki pasar dan peluang usaha lebih luas.
“Pesan saya cuma satu, ketika kita sudah masuk pasar digital kita harus dapat menjaga kualitas yang baik. Apalagi di dunia pasar digital, semua ulasan dan penilaian oleh konsumen dapat dibaca oleh masyarakat umum, oleh sebab itu kepuasan pelanggan harus benar-benar dijaga,” urainya.
Diharapkan, dengan workshop ini para pelaku UMKM bisa memanfaatkan peluang akses pasar yang lebih luas dan semakin cakap dalam mengelola usahanya untuk semakin maju. Peserta juga dapat berinovasi dalam mengembangkan usahanya melalui produk kemasan yang semakin baik. Niscaya produk-produk UMKM ini dapat mewarnai ceruk pasar digital yang semakin hari semakin terbuka lebar.
Sementara itu, Pj Bupati Bojonegoro Andriyanto, melalui Kepala Dindagkop UM, Sukaemi mengapresiasi kolaborasi PEPC, SKK Migas dan LSM dalam menggelar kegiatan ini. SKK Migas dan PEPC dinilai terus memberikan kontribusi pada UMKM di sekitar wilayah operasinya. Dia mengharapkan agar yang menjadi tujuan kegiatan ini dapat tercapai.
“UMKM yang ada ini agar naik kelas dan meningkat dengan mampu masuk ke pasar digital. Melalui pendampingan ini UMKM Bojonegoro dapat terus berkembang. Hal inilah yang menjadi dasar bagi Pemkab Bojonegoro untuk mendukung penuh langkah-langkah sinergi antara PEPC dan SKK Migas demi berkembangnya UMKM di Bojonegoro,” pesannya.
Ditambahkan bahwa pelaku UMKM perlu juga memiliki Kartu Pedagang Produktif (KPP), karena banyak manfaatnya. Diantaranya bisa digunakan mengajukan tambahan modal di Pemkab Bojonegoro melalui Dindagkop UM.
“Kalau ingin usahanya naik kelas dan perlu menambah modal maka bisa mengajukan ke Pemkab Bojonegoro melalui Dindagkop UKM dengan menggunakan KPP. Pinjamannya nanti di bank perkreditan rakyat (BPR) tanpa jaminan dan bunga,” pungkasnya.
Dalam rangkaian kegiatan workshop ini juga langsung memamerkan berbagai produk UMKM seperti produk olahan makanan dan minuman, produk batik, dan aneka souvenir.(sam)