SuaraBanyuurip.com – d suko nugroho
Bojonegoro – PT Pertamina EP Cepu (PEPC) Zona 12, Regional Indonesia Timur, Subholding Upstream Pertamina mempersiapkan diri memasuki fase operasinya lapangan gas Jambaran Tiung Biru (JTB) yang berada di Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Persiapan yang dilakukan Pertamina EP Cepu adalah menggelar commissioning pelatihan peralatan penanggulangan tumpahan minyak bagi para pekerjanya yang dilaksanakan di Training Room Fire Station Building, Site Gas Processing Facility pada Kamis 9 Nopember 2023.
Pelatihan diikuti oleh perwakilan personel lintas fungsi mulai dari Fungsi Operation, Fungsi HSSE, hingga Fungsi Relations yang ada di site JTB. Training ini menghadirkan pemateri dari yang ahli dalam penanganan tumpahan minyak.
Peralatan penanggulangan tumpahan minyak standar yang digunakan di industri migas domestik ini juga sudah ada di JTB. Pelatihan penanggulangan tumpahan minyak ini sendiri meliputi sesi Theory Operating Oil Boom & Oil Skimmer, pengenalan alat dan simulasi dari penggunaan peralatan tersebut.
Field Manager PEPC JTB, Agung Prabowo menyampaikan pentingnya semua pekerja di lingkungan Zona 12 untuk meningkatkan kemampuan dan wawasan dalam bidang keselamatan operasi migas. Menurutnya, dalam industri ini akan selalu ada teknologi baru yang harus diketahui dan bagaimana mengoperasikannya jika terjadi keadaan darurat.
“Kegiatan ini sebagai bagian dari masuknya JTB ke fase operasi. Dengan training ini Sumber Daya Manusia yang ada di JTB dapat mengantisipasi jika terjadi situasi yang tak diinginkan,” terang Agung dalam keterangan tertulisnya yang diterima suarabanyuurip.com, Kamis (16/11/2023).
Manager HSSE Operations Zona 12, Benny Rahadian mengatakan, industri hulu migas sarat dengan teknologi dan risiko tinggi, sehingga mengharuskan seluruh pekerja dan kontraktor yang terlibat untuk mengutamakan penerapan kinerja Health Safety Security & Environment (HSSE) yang baik.
“Penting bagi setiap individu di industri hulu migas memiliki awareness dalam keselamatan kerja,” tegasnya.
Benny Rahadian mengingatkan, kesiapsiagaan semua pihak dalam industri ini sangat penting agar dapat memitigasi risiko jika terjadi keadaan darurat. Melalui training ini menurut Benny, para pekerja dapat mengetahui fungsi peralatan baru yang dimiliki termasuk cara mengoperasikan serta bagaimana merawatnya.
“Semoga dengan training ini tim terkait dan peserta pelatihan menjadi mengerti dan memahami bagaimana cara operasi, perawatan termasuk mobilisasi yang benar untuk peralatan ini. Sehingga jika dibutuhkan siap mengendalikan dan mengamankan situasinya,” ungkapnya.
Sales gas JTB saat ini ada pada kisaran 130 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dan produksi gas dari lapangan JTB turut mendukung kebutuhan energi di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah.
“Dengan pelatihan ini diharapkan fase operasi di JTB dapat berjalan secara aman dan lancar,” pungkas Benny.(suko)