SuaraBanyuurip.com – d suko nugroho
Bojonegoro – DPRD Bojonegoro, Jawa Timur mengapresiasi upaya pemerintah menghidupkan kembali mini refinery atau kilang mini PT Tri Wahana Universal (TWU) di Dusun Clangap, Desa Sumengko, Kecamatan Kalitidu.
Apresisasi ini menyusul telah dialokasikannya minyak mentah dari lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, kepada PT TWU sebesar 15.000 ribu barel per hari (Bph). Alokasi yang diberikan kepada PT TWU merupakan Minyak Mentah Banyu Urip Bagian Negara (MMBUBN).
“Kami atas nama pimpinan komisi B DPRD Bojonegoro menyambuat baik kabar pemerintah telah memerintahkan Pertamina untuk menjual minyak dari Blok Cepu kepada PT TWU,” Wakil Ketua Komisi B DPRD Bojonegoro, Sigit Kusharyanto kepada suarabanyuurip.com, Kamis (23/11/2023).
Menurut Sigit, alokasi minyak mentah dari Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu yang diberikan kepada PT TWU ini sejalan dengan hilirisasi migas yang sedang digencarkan oleh pemerintahan Joko Widodo sekarang ini.
“Dengan beroperasi kembali kilang TWU ini akan memperkuat ketahanan energi nasional. Juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal,” tegas politisi Partai Golkar ini.
Oleh karena itu, komisi dewan yang membidangi masalah migas ini berharap kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro untuk memberikan kemudahan perizinan yang perlu diperbaharui.
“Kepada TWU kami harapkan untuk memaksimalkan konten lokal. Dengan begitu perekonomian daerah bergerak, dan tercipta hubungan harmonis dengan warga sekitar kilang,” pesan Sigit.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D. Suryodipuro sebelumnya menyampaiakan, pemerintah telah menunjuk Pertamina sebagai penjual Minyak Mentah Banyu Urip Bagian Negara (MMBUBN) di wilayah kerja (WK) Cepu kepada TWU. Skema komersialisasi MMBUBN di wilayah kerja Cepu dengan kilang PT TWU saat ini adalah election in kind.
“Dengan penerapan skema ini, maka penjual MMBUBN adalah PT Pertamina (Persero),” kata Hudi kepada suarabanyuurip.com beberapa waktu lalu.
Pasokan MMBUBN di WK Cepu kepada PT TWU, dilakukan melalui B to B atau business to business oleh TWU kepada PT Pertamina (Persero).
Kilang TWU memperoleh alokasi minyak mentah Banyu Urip, Blok Cepu, sebanyak 15.000 barel per hari. Jumlah pasokan ini meningkat dua kali lipat lebih sebelum kilang TWU menghentikan operasinya pada 31 Januari 2018. TWU saat itu mendapat alokasi 6.000 bph.
“Pasokan MMBUBN kepada TWU up to 15.000 barrel/day,” ucap Hudi.
Hudi menambahkan, dengan beroperasinya kembali kilang PT TWU diharapkan dapat mendukung ketahanan energi nasional dan memberikan dampak positif serta multiplier effect terhadap perekonomian lokal maupun nasional.
“Juga meningkatkan pendapatan asli daerah serta pendapatan pajak untuk negara,” tegasnya.
Sebagai informasi, Kilang mini TWU sebelumnya berhenti operasi sejak 31 Januari 2018 lalu akibat tidak memperoleh pasokan minyak mentah dari Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu.
TWU menghentikan produksinya kala itu karena ada perubahan harga minyak mentah lapangan Banyu Urip yang naik sebesar US $ 6 per barel berdasarkan Keputusan Menteri ESDM No. 4028 K/12/MEM/2017 tanggal 21 November 2018, tentang Formula Harga Minyak Mentah Indonesia untuk Jenis Minyak Mentah Banyuurip.
Kilang TWU sebelumnya mendapatkan harga sesuai ICP Arjuna minus US$ 0,5 per barel. Namun setelah terbitnya Kepmen ESDM itu hargnya menjadi ICP Arjuna plus US$ 5,5 per barel pada titik serah di Floating Storage and Offloading ( FSO) Gagak Rimang di lepas Pantai Palang Tuban, Jawa Timur.
Untuk diketahui, sebelum kilang TWU berhenti operasi, telah menyumbangkan kontribusi pendapatan cukup signifikan kepada pemerintah daerah, provinsi dan pemerintah pusat dalam berbagai bentuk setoran pajak. Di tahun 2015, total kontribusi pajak TWU tercatat mencapai lebih dari Rp 311 miliar.
Selain itu, kilang TWU juga memiliki kurang lebih 180 karyawan yang mayoritas merupakan warga lokal sekitar Kabupaten Bojonegoro. Kilang mini yang sebelumnya mayoritas sahamnya dimiliki Saratoga Grup ini juga mendorong tumbuhnya pengusaha-pengusaha lokal antara lain transportir BBM, vendor, rumah makan, dan lain-lain.
Keberadaan kilang minyak TWU juga telah menciptakan tambahan lapangan pekerjaan sekitar 5.300 orang di tingkat Kabupaten.
Ada empat jenis bahan bakar yang diproduksi Kilang TWU untuk kebutuhan industri. Yakni High Speed Diesel (HSD) atau gas oil adalah fraksi yang lebih berat dari kerosene, Straight Run Gasoline (SRG) atau naphtha adalah nama umum yang digunakan dalam industri pengilangan minyak bumi untuk hasil cair paling atas dari at – mospheric distillation units (ADU).
Kemudian VTB/LSWR oil untuk burner pada furnace dan pembangkit listrik, mesin uap dan lain-lain. Serta memproduksi Heavy Vacuum Gas Oil (HVGO).(suko)