SuaraBanyuurip.com – d suko nugroho
Bojonegoro – Kilang minyak Tri Wahana Universal (TWU) di Desa Sumengko, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, kembali beroperasi setelah sebelumnya mati suri. Kilang swasta ini mendapat pasokan minyak mentah dari Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu.
Berdasarkan perjanjian, Kilang TWU mendapat pasokan sebanyak 15 Million Barrel Oil Per Day (MBOPD) Minyak Mentah Banyu Urip Bagian Negara selama jangka waktu 5+5 tahun.
Penandatanganan kesepakatan dilakukan oleh Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Taufik Aditiyawarman dan Direktur Utama PT TWU Chairy Hakim dengan disaksikan Kadiv Komersialisasi Minyak dan Gas Bumi SKK Migas Rayendra Sidik dan Fungsi PSO Management PT Pertamina (Persero) pada Senin 10 April 2023 di Jakarta.
Direktur Utama PT TWU Chairy Hakim menyampaikan, melalui pengoperasian kilang PT TWU ini dapat memberikan multiplier effect terhadap perekonomian lokal maupun nasional, peningkatan Pendapatan Asli Daerah, serta penciptaan lapangan pekerjaan.
“Kami harapkan kerja sama tersebut dapat memberikan added value bagi kedua belah pihak sekaligus dapat terus menjaga kepentingan Bangsa dan Negara,” ujar Chairy dikutip dari laman resmi KPI.
Dari pantauan suarabanyuurip.com, truk tanki berkapasitas 32.000 liter keluar masuk dari Kilang TWU. Truk tanki tersebut mengangkut produk olahan untuk memenuhi kebutuhan industri.
Salah satunya PT Laban Raya Samodra. Perusahaan ini adalah bagian dari PT Betjik Djojo, yang bergerak khususnya pada bidang penjualan Petrochemical tepatnya Asam Sulfat / H2SO4 dan Sulfur.
“Sudah sekitar empat bulanan TWU mulai operasi. Tapi sepertinya produksinya sampai sekarang belum maksimal,” ujar Slamet, warga Dusun Clangap, Desa Sumengko, Sabtu (11/1/2025).
Dalam operasinya, PT TWU menggandeng perusahaan lokal sebagai jasa pengangkutan untuk mengangkut hasil produk olahan.
Jumlah pasokan minyak mentah dari lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, yang diberikan kepada PT TWU 15.000 bph sekarang ini meningkat lebih dari dua kali lipat dari sebelumnya. Kilang TWU sebelumnya mendapat pasokan 6.000 bph sebelum menghentikan operasinya pada 31 Januari 2018.
Sebelum menghentikan operasinya, Kilang TWU mengolah minyak mentah menjadi beberapa jenis. Yakni High Speed Diesel (HSD) atau gas oil adalah fraksi yang lebih berat dari kerosene, Straight Run Gasoline (SRG) atau naphtha adalah nama umum yang digunakan dalam industri pengilangan minyak bumi untuk hasil cair paling atas dari at – mospheric distillation units (ADU).
Kemudian VTB/LSWR oil untuk burner pada furnace dan pembangkit listrik, mesin uap dan lain-lain. Serta memproduksi Heavy Vacuum Gas Oil (HVGO).
Kilang TWU menghentikan produksinya kala itu karena ada perubahan harga minyak mentah lapangan Banyu Urip yang naik sebesar US $ 6 per barel berdasarkan Keputusan Menteri ESDM No. 4028 K/12/MEM/2017 tanggal 21 November 2018, tentang Formula Harga Minyak Mentah Indonesia untuk Jenis Minyak Mentah Banyuurip.
Kilang TWU sebelumnya mendapatkan harga sesuai ICP Arjuna minus US$ 0,5 per barel. Namun setelah terbitnya Kepmen ESDM itu hargnya menjadi ICP Arjuna plus US$ 5,5 per barel pada titik serah di Floating Storage and Offloading ( FSO) Gagak Rimang di lepas Pantai Palang Tuban, Jawa Timur.(suko)