SuaraBanyuurip.com – Sami’an Sasongko
Bojonegoro – Proyek drainase atau saluran air poros umum kecamatan (PUK) Ngasem-Ngambon, tepatnya turut Desa Kolong, Kecamatan Ngasem, Kebupaten Bojonegoro, Jawa Timur, dikeluhkan pengguna jalan. Pasalnya di lokasi proyek tersebut tidak diberikan rambu-rambu sehingga membahayakan bagi warga setempat dan pengguna jalan.
Mengingat selain terdapat lubang galian, juga ada limbah tanah galian berada di pinggir jalan. Dan jika turun hujan, maka limbah tanah tersebut bisa meluber ke badan jalan. Sehingga berpotensi menjadikan sebab kecelakaan bagi pengendara karena jalan licin. Utamanya pengendara roda dua.
“Tidak adanya rambu-rambu pengaman, memang sangat bahaya bagi pengguna jalan. Utamanya pengendara sepeda motor. Apalagi ada lubang galian dan ada limbah tanah dipinggir jalan kalau hujan meluber ke jalan menjadi licin bisa rawan terjadi kecelakaan,” kata seorang pengendara motor, Suradi, saat melintas dilokasi tersebut kepada SuaraBanyuurip.com, Jumat (08/12/2023).
Diharapkan, pihak terkait untuk segera mengingatkan bagi yang mengerjakan proyek saluran air tersebut agar memberikan rambu-rambu untuk meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
“Semoga saja segera dipasang rambu-rambu pengaman, minimal diberikan police line. Agar pengguna jalan maupun warga setempat utamanya anak-anak tahu kalau ada pengerjaan proyek drainase,” sarannya.
“Proyek saluran air itu bukan Pemdes Kolong yang ngerjakan, Mas. Yang ngerjakan PU,” kata Kepala Desa Kolong, Harto.
Sementara Kepala Dinas Pengerjaan Umum (DPU) Bina Marga Bojonegoro, Retno Wulandari, dikonfirmasi terkait hal tersebut melalui pesan WhatsApp hingga berita ini diterbitkan belum memberikan jawaban.(sam)