Kabupaten Bojonegoro Disebut Miliki Banyak Sumber Migas Belum Dieksplorasi

Sumber migas Bojonegoro.
Kuliah praktisi migas yang digelar di Unigoro dengan menghadirkan perusahaan migas.

SuaraBanyuurip.com – Joko Kuncoro

Bojonegoro – Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur disebut masih memiliki banyak resource (sumber) migas yang belum dieksplorasi. Namun untuk melakukan ekplorasi migas dibutuhkan lingkungan yang kondusif dan komitmen investasi.

Hal tersebut disampaikan Direktur Utama PT Petrogas Jatim Utama (PJU), Hadi Ismoyo saat menjadi narasumber dalam kuliah praktisi bertajuk Introduction to Oil and Gas Industry di Universitas Bojonegoro, Selasa (12/12/2023). PT PJU adalah BUMD Provinsi Jawa Timur yang tergabung dalam Badan Kerja Sama (BKS) pengelola PI 10% Blok Cepu.

Hadi menyampaikan, ada banyak resource (sumber) minyak bumi di kawasan Bojonegoro dan sekitarnya yang belum dieksplorasi. Seperti di Kabupaten Nganjuk, Ngawi, dan Blora.

“Untuk bisa mengeksplorasi dan mengeksploitasi itu kita harus mengundang investor. Karena itu Pemkab Bojonegoro juga harus friendly kepada investor untuk memberikan kemudahan dalam berinvestasi,” ujarnya.

Menurut Hadi, ada beberapa peluang bisnis migas di Bojonegoro yang bisa dijajaki. Antara lain bisnis hulu, hilir, suplai logistik, dan jasa.

Senada disampaikan, Direktur PT Sarana Patra Hulu Cepu, Suko Hartono. Ia mengatakan, modal yang paling banyak dikeluarkan untuk hilirisasi adalah proses kilang. Di Bojonegoro sendiri, sudah ada kilang mini milik PT Tri Wahana Universal (TWU) di Desa Sumengko, Kecamatan Kalitidu.

“Kilang di PT TWU sudah disiapkan. Tapi kita juga harus menyiapkan SDM-nya agar perusahaan kilang minyak tersebut bisa tetap eksis,” tegasnya.

Hartono juga menyarankan kepada Pemkab Bojonegoro untuk mengeksploitasi gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG). LNG bisa menggantikan Liquefied Petroleum Gas (LPG) yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Dengan harapan Bojonegoro bisa menjadi daerah yang mandiri energi.

“Tantangan Bojonegoro hari ini adalah menyiapkan infrastruktur, SDM, dan kemudahan perizinan untuk berinvestasi di bidang industri hilir migas,” katanya.

Sementara itu, Pj Bupati Bojonegoro Adriyanto sebagai keynote speaker mengatakan, dampak industri migas sangat kompleks. Namun industri tersebut juga penuh ketidakpastian, karena bahan utamanya ada di dalam perut bumi dan harus diambil menggunakan teknologi khusus.

“Teknologi ini hanya dimiliki oleh perusahaan asing. Minyak yang telah diambil dari Bojonegoro tidak serta merta bisa langsung dijual. Akan tetapi dibawa dulu ke Tuban untuk disimpan di FSO atau Floating Storage and Offloading Gagak Rimang, lalu diolahnya di perusahaan kilang Kalimantan Timur,” katanya.(jk)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *