SuaraBanyuurip.com – Shohibul Umam
Bojonegoro – Merebaknya isu takut atau ketidakberanian Penjabat (Pj) Bupati Bojonegoro melakukan mutasi pejabat dilingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur, menjadi perhatian warga masyarakat setempat.
Pada 22 Februari 2024 kemarin, sejumlah pejabat di lingkup Pemkab Bojonegoro telah mendapatkan surat undangan pelantikan dan sumpah jabatan yang rencananya akan dilaksanakan di Pendopo Malowopati Bojonegoro pada Juma’at (23/02/2024) pukul 12.30 WIB. Namun beberapa jam setelah undangan beredar, tiba – tiba undangan tersebut ditarik kembali sehingga para pejabat yang rencananya akan dilantik dan di sumpah jabatan gagal diselenggarakan.
“Ditunda, Pak,” kata Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan (BKPP) Bojonegoro, Muchamad Aan Syahbana, kepada Suarabanyuurip.com.
Sementara Pj Bupati Bojonegoro, Adriyanto mengatakan, bahwa ia masih ada agenda lain yang harus di hadiri langsung, sehingga kegiatan sumpah jabatan di pendopo malowopati ditunda.
“Ditunda karena saya hari ini ada agenda di Jakarta yang saya harus hadir fisik,” kata Pj Bupati Adriyanto melalui pesan WhatsApp.
Disinggung terkait adanya tekanan dari pihak luar agar Pj Bupati tidak melakukan pergeseran pejabat dilingkup Pemkab Bojonegoro. Pj Bupati Adriyanto tidak memberikan komentar.
Terpisah menanggapi permasalahan tersebut, warga Bojonegoro Anwar Sholeh mengatakan, bahwa tak sepantasnya Pj Bupati Adriyanto takut untuk melakukan rotasi pejabat. Menurutnya, Pj Bupati harus bisa melihat kondisi politik di Kabupaten Bojonegoro. Karena, menurut Anwar, banyak pejabat dilingkup Pemkab Bojonegoro yang disinyalir melakukan Politik Praktis.
“Seharusnya Pj Bupati Bojonegoro harus tanggap politik, banyak pejabat di Bojonegoro yang secara terang terangan melakukan politik praktis. Sehingga Pj Bupati harus berani bertindak,” ujar mantan Ketua DPRD Bojonegoro periode 1999 – 2004.
Terkait tekanan yang dilakukan oleh pihak luar kepada Pj Bupati Adriyanto, Mbah Anwar sapaan akrabnya mengatakan, Pj Bupati tidak seharusnya takut terhadap pihak lain dalam menentukan kebijakan di Kabupaten Bojonegoro.
Sebelum kejadian batalnya rotasi pejabat dilingkup Pemkab Bojonegoro ini terjadi, Anwar mengaku, kurang percaya akan isu yang beredar tersebut. Namun dengan kejadian ini meyakinkan dirinya bahwa memang benar Pj Bupati Bojonegoro Adriyanto mendapat tekanan dari pihak luar dalam merotasi pejabat dilingkup Pemkab Bojonegoro.
“Sebelumnya saya masih ragu kalau Pj Bupati Bojonegoro ini mendapat tekanan dari pihak lain, namun dengan batalnya rotasi pejabat ini meyakinkan saya bahwa ia (Pj Bupati) mendapat tekanan dan lari, takut sama orang lain dalam menentukan kebijakan,” ucapnya.
Anwar berpesan kepada Pj Bupati Adriyanto, agar berani mengambil kebijakan dan melangkah meskipun mendapatkan tekanan dari pihak lain, karena ia (Pj Bupati) merupakan pejabat dari pusat yang ditugaskan Presiden untuk memperbaiki Kabupaten Bojonegoro.
“Seharusnya PJ harus melangkah, harus bener – bener menjalankan, harus bener – bener mengakumulasi informasi dengan benar kemudian melangkah dan tak ada ketakutan dalam menentukan kebijakan untuk Kabupaten Bojonegoro,” pungkasnya.(mam)