SuaraBanyuurip.com – Dampak banjir luapan sungai Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Senin (11/3/2024), terus meluas. Tercatat ada 682 kepala keluarga (KK) yang tersebar di 42 desa di 11 kecamatan terdampak.
Selain menggenangi permukiman penduduk, meluapnya sungai Bengawan Solo juga merendam sedikitnya 848 hektar (Ha) lahan pertanian.
Banjir luapan sungai Bengawan Solo juga merendam fasilitas umum seperti jalan desa, jalan lingkungan, sekolahan dan tempat pemakaman umum. Ketinggian air variatif Antara 70 centi meter hingga satu meter.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Laela Noer Aeny menyampaikan, status sungai Bengawan Solo hingga Selasa (11/3/2024), pukul 21.00 wib, masih siaga merah. Tinggi muka air (TMA) berada di titik 14.79 pielschal atau menurun dari sebelumnya 14.80 pielschal pada pukul 19.00 wib.
“Untuk trennya malam ini mulai turun,” ucapnya.
BPBD Bojonegoro telah melakukan asesmen dan memberikan bantuan sembilan bahan pokok kepada warga terdampak sebelum banjir surut.
“Kami dirikan juga beberapa dapur umum, antara lain di rumah Kepala Desa Sukoharjo dan Leran, di shelter Dinas Sosial Provinsi Jatim, dan di Banjarsari,” ujarnya.
Sementara itu, Camat Kalitidu, Agus Haryana Panca Putra menyampaikan, tercata ada 110 hektar lahan pertanian di wilayahnya yang terendam banjir. Lahan pertanian tersebut tersebar di delapan desa. Tanaman padi yang terendam banjir rerata sudah berusia antara 30 hari sampai 60 hari.
“Desa-desa ini berada di bantaran Sungai Bengawan Solo,” kata Agus, panggilan akrabnya.
Mantan Camat Gayam itu kemudian merinci lahan pertanian di delapan desa yang terendam banjir. Yakni Desa Sukoharjo seluas 3 ha dengan usai tanaman padi antara 40-60 hari terdiri dari varietas M70 dan Inpari 32, dan lahan jagung seluas 2 ha dengan usia tanaman 30 hari.
Kemudian Desa Mayangrejo lahan padi seluas 5 ha dengan usia tanaman 50-60 hari terdiri varietas M70; Desa: Mojo seluas 20 ha dengan usia tanam 50-60 hari terdiri dari varietas M70; Desa: Pilangsari seluas 20 ha tanaman pesemaian usia kurang dari 7 hari varietas M70.
Selanjutnya Desa Mojosari seluas 15 ha tanaman padi berusia 0-10 hari dengan varietas MR dan M70 tergenang; Desa Leran seluas 7 ha dengan usia padi 40-60 hari terdiri dari varietas MR; Desa Ngringinrejo seluas 28 ha terdiri dari padi siap panen seluas 20 ha varietas MR dan 8 ha tanaman padi berusia 30-40 hari jenis Inpari 32.
“Untuk Desa Mlaten luas lahan padi yang tergenang 10 ha dengan usia tanaman 12 hari jenis inpari 32,” ujarnya.
Agus menambahkan, Muspika Kalitidu bersama Pemdes dan relawan bencana terus melakukan pemantauan perkembangan banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo. Selain Pemdes Sukoharjo juga telah mendirikan dapur umum untuk membantu kebutuhan makan warga terdampak banjir.
“Sekretaris Daerah Bu Nurul Azizah tadi juga meninjau langsung lokasi terdampak banjir di Desa Mojo,” pungkas Agus.(red)
Berikut Update Dampak Banjir Luapan Sungai Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro :
1. Kecamatan Bojonegoro : 5 Desa (ledok wetan, Banjarejo, Campurejo, Klangon, ledok kulon)
2. Kecamatan Padangan: 4 Desa (Tebon, Prangi, Nguken, Kuncen)
3. Kecamatan Ngraho : 3 Desa (Tepalan, Luwihaji, Payaman)
4. Kecamatan Dander : 2 Desa (Ngulanan, Ngablak)
5. Kecamatan Trucuk : 10 Desa ( Tulung, Mori, Banjarsari, Pagerwesi, Sumbangtimun, Kandangan, Trucuk, Padang, Guyangan, Kanten)
6. Kecamatan Kalitidu : 4 Desa ( Mojo, Leran, Sukoharjo, Panjunan)
7. Kecamatan Kasiman : 3 Desa (Batokan, Betet, Tembeling)
8. Kecamatan Malo : 3 Desa ( Tanggi, Kacangan, Sudah)
9. Kecamatan Baureno : 3 Desa ( Lebaksari, Tanggungan, Kalisari)
10. Kecamatan Kanor : 4 Desa ( Gedungarum, Piyak, Kabalan, Tejo)
11. Kecamatan Gayam : 1 Desa (Manukan)