SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari
Bojonegoro — Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Bojonegoro, Jawa Timur, melebihi daya tampung penghuni dari yang semestinya. Untuk itu dalam mengelola warga binaan diperlukan strategi tertentu.
Kepala Lapas (Kalapas) Bojonegoro, Sugeng Indrawan mengatakan, kapasitas penghuni lapas semestinya hanyalah 133 orang.
Namun data per hari ini, Sabtu, 16 Maret 2024, tercatat ada sebanyak 478 penghuni lapas. Terdiri 468 laki-laki dan 10 perempuan. Termasuk di dalamnya ada 2 narapidana (napi) teroris.
Rinciannya, napi sebanyak 386 dan tahanan 92 orang. Terdiri 87 tahanan laki-laki dan 5 tahanan perempuan.
Para napi dan tahanan itu menempati 7 blok hunian. Yaitu Blok A 132 orang, Blok B 243 orang, Blok C 29 orang, dan Blok D 40 orang. Serta Blok Wanita 10 orang, Blok Asimilasi 13 orang dan Blok Dapur 11 orang.
“Jadi jumlahnya memang over kapasitas dari yang semestinya hanya 133 penghuni lapas,” kata Kalapas Kelas IIA Bojonegoro, Sugeng Indrawan kepada Suarabanyuurip.com ditemui di kantornya, Sabtu (16/03/2024).
Guna menyiasati kelebihan kapasitas penghuni lapas, mantan Kalapas Tangerang ini menyebutkan, ada strategi tertentu. Strategi ini yaitu memanfaatkan layanan yang sudah ada. Misalnya layanan integrasi.
Layanan Integrasi merupakan layanan yang diberikan oleh Lapas kepada warga binaan pemasyarakatan (WBP) dan keluarga warga binaan pemasyarakatan. Adapun layanan yang diberikan berupa pembebasan bersyarat, cuti bersyarat, cuti menjelang bebas, cuti mengunjungi keluarga, dan asimilasi.
“Luas bangunan Lapas Bojonegoro ini hanya 3.293 meter² dari luas tanah keseluruhan 7.832 meter², tetapi masih ada lagi aset lahan seluas 23,7 hektar punya Lapas Bojonegoro di Desa Ngumpakdalem, Kecamatan Dander,” ujar Sugeng.
Lapas yang bangunannya peninggalan Kolonial Belanda dibangun pada 12 Desember 1918 ini memang acap kelebihan penghuni. Guna menambah kapasitas daya tampung diperlukan tambahan bangunan, dan itu berhembus sejak lama sampai pada Kalapas dijabat oleh Rony Kurnia. Tetapi kabar ini kemudian tak lagi terdengar.
Konon saat itu bahkan sudah ada kabar tentang adanya perencanaan yang matang. Rony Kurnia saat itu mengakui bahwa rencana tersebut sudah dijadwalkan sejak dua tahun lalu (tahun 2020).
“Tetapi setelah ada pandemi Covid-19, rencana tersebut tidak muncul lagi, jadi saya juga menunggu informasi lanjutan,” ujarnya pada Sabtu, 6 Februari 2022 silam.(fin)