Cerita Muntahir Juragan Parkir Asal Bojonegoro Naik Haji Bersama Istri

Muntahir naik haji.
Muntahir (85), juragan parkir asal Kelurahan Jetak, Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro saat manasik haji di Gedung Serbaguna.

SuaraBanyuurip.com – Joko Kuncoro

Bojonegoro – Muntahir, tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Juragan parkir asal Kelurahan Jetak, Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, itu akan berangkat haji tahun 2024 ini bersama istrinya.

Muntahir hanya bisa duduk dan tersenyum melihat CJH Bojonegoro melakukan manasik haji di halaman Gedung Serbaguna. Ia tidak mengikuti latihan dan simulasi yang dilaksanakan Kementerian Agama (Kemenag) sebagai rangkaian persiapan menjalankan ibadah haji ke tanah suci Makkah.

Maklum, usia Muntahir sekarang ini sudah mencapai 85 tahun. Ia lebih memilih menjaga kesehatan agar tidak kelelahan saat menjalankan ibadah haji.

“Saya tidak ingin terlalu kelelahan,” katanya saat ditemui suarabanyuurip.com.

Muntahir berangkat ibadah haji tahun ini bersama istrinya, Siti Marmah, yang kini berusia 75 tahun.

“Alhamdulillah bisa berangkat bersama istri,” ucapnya.

CJH Bojonegoro.
CJH Bojonegoro saat melakukan manasik haji di Gedung Serbaguna.

Muntahir dan Siti Marmah telah menunggu selama 12 tahun untuk bisa menunaikan rukun Islam ke lima.

“Saya daftar bersama suami tahun 2012, dan alhamdulillah bisa berangkat tahun ini,” timpal Siti Marmah.

Baca Juga :   Petugas Haji Indonesia Siaga Sambut Kedatangan Jemaah di Tanah Suci

Bisa pergi ibadah haji telah menjadi impian Muntahir dan Siti Marmah sejak lama. Tepatnya saat membuka jasa parkir di Terminal Bojonegoro yang saat ini berubah menjadi Taman Rajekwesi.

“Kalau pastinya kapan saya lupa. Yang pasti saat itu masih jadi terminal,” ujar Muntahir kembali.

Sejak mengelola usaha parkir itulah, Muntahir dan Siti Marmah mulai rajin menabung. Sedikit demi sedikit hasil dari penitipan sepeda motor itu ia sisihkan untuk ditabung mendaftar dan melunasi biaya haji.

“Yang daftarkan istri saya dari hasil nabung usaha parkir. Kalau parkir sehari bisa Rp 100.000, itu dikumpulkan,” tuturnya.

Muntahir dan Siti Marmah sekarang terus berdoa dan berharap diberi kesehatan, kemudahan, dan kelancaran dalam menjalankan rangkaian ibdah haji di tanah suci. Karena mereka menyadari usainya sudah tidak muda lagi.

“Dan mohon doanya kami bisa kembali dari tanah suci menjadi haji yang mabrur,” tutup Siti Marmah.

Kepala Seksi (Kasi) Penyelenggara Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Bojonegoro, Abdulloh Hafidz menyampaikan, jumlah CJH Bojonegoro yang akan berangkat tahun ini sebanyak 1.545 orang. Dari jumlah tersebut sekitar 30 persen jemaah risiko tinggi (risti).

Baca Juga :   Hampir Separuh Caleg Petahana DPRD Bojonegoro Tumbang di Pileg 2024

“Itu dari hasil pendataan petugas kesehatan,” ujarnya.

Hafidz menjelaskan jemaah yang tergolong risti bukan dikarenakan usia, namun penyakit yang diderita. Akan tetapi jemaah risti rata-rata usainya di atas 60 tahun.

“Petugas kesehatan telah melakukan identifikasi lebih dalam terkait tingkat risti masing-masing jemaah dan terdapat edukasi tersendiri,” pungkasnya.(jk)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *