SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari
Bojonegoro — Satu orang calon haji (CH) asal Desa Panjunan, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, dikabarkan wafat di tanah suci. Diketahui almarhum CH ialah Sutarso Tasripin Kamsi (61), Jamaah Haji (JH) kelompok terbang (Kloter) Sub 03 Rombongan 1 Regu 2.
Almarhum Sutarso merupakan jamaah calon haji yang tergabung dalam Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) Masyarakat Madani Bojonegoro.
Ketua Kelompok Terbang (Kloter) 3 Embarkasi Juanda Surabaya (SUB), Abdur Rozaq, menuturkan kronologi wafatnya almarhum Sutarso. Bermula pada Jumat (24/05/2024 pukul 09.00 waktu Arab Saudi, almarhum bersama JH yang lain menuju Masjidil Harom guna melaksanakan Sholat Jum’at.
Sutarso ketika itu masuk melalui pintu 89, tiba-tiba yang bersangkutan tidak sadarkan diri sebelum sampai tangga eskalator. Kemudian ianya mendapat pertolongan dari tim kesehatan Masjidil Harom dibantu PKP3JH seksus yang melakukan evakuasi ke Rumah Sakit Medical Care yang berada di sekitar Masjidil Harom guna mendapat tindakan medic lebih lanjut.
“Namun beberapa saat kemudian dokter setempat menyatakan Sutarso meninggal dunia,” kata Abdur Rozaq saat dikonfirmasi Suarabanyuurip.com, Sabtu (25/05/2024).
Rozaq mengaku, telah melaporkan kejadian tersebut ke Sektor 9 wilayah Misfalah, selain itu juga menginfikasikan kepada Kasi PHU dan melalui aplikasi. Saat ini pihak Maktab sedang mengurus surat-surat dan proses pemulasaraan. TKH Kloter juga melaporkan hal itu ke KKHI.
PIH Kloter pun disebut telah memberikan penguatan kepada istri almarhum dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga almarhum.
“Jenazah dimandikan di Masjid Muhajirin dan disholatkan di Masjidil Haram pada saat jama’ah subuh tadi, semua proses pemulasaraan dilaksanakan oleh Maktab,” ujar Rozaq.
Sementara itu, Amirul Haj ibadah haji 2024 dari KBIHU Masyarakat Madani Bojonegoro, Drs. Ahyar, menambahkan bahwa sebelum almarhum Sutarso wafat, pada Jumat (24/05/2024) pagi, para jemaah berangkat ke Masjidil Haram untuk menunaikan sholat subuh, tetapi almarhum saat itu sholat di hotel. Setelah itu para jemaah kembali lagi ke hotel.
Setelah itu, para jemaah bersiap untuk sholat jumat. Jamaah berangkat pukul 09.00 lebih sedikit waktu setempat menggunakan bus dan sampai di Masjidil Haram sekitar pukul 10.00 waktu setempat.
Karena kondisi jemaah di Masjidil Haram penuh, oleh askar (petugas) disarankan naik. Pada saat akan naik tangga eskalator itu almarhum jatuh telentang di lantai. Ketika itu petugas menolong dan dipinggirkan, lantas ada petugas medis.
“Dicoba bantu pernafasan beberapa kali, namun tidak berhasil. Oleh petugas dikasih isyarat kalau Pak Sutarso sudah wafat. Selanjutnya jenazah almarhum dibawa ke klinik atau Emergency and Critical Care Center,” beber Ahyar.
Kemudian pada Jumat malam selepas Magrib, jenazah almarhum dipindah dari Emergency and Critical Care Center yang berada di samping luar Masjidil Haram, ke Masjid Muhajirin untuk dimandikan sekitar pukul 21.00 waktu setempat.
“(Lalu) disalatkan di Masjidil Haram subuh ini dan akan dimakamkan di Syaraya sekitar pukul 07.00 pagi waktu setempat,” tandasnya.(fin)