SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari
Bojonegoro – Perusahaan Gas Negara (PGN) akan memasok gas bumi sebesar 9.49 BBTUD kepada PT Freeport Indonesia sektor smelter tembaga. Suplai itu bertujuan untuk mengoptimalkan layanan gas bumi dalam mendukung program hilirisasi.
Penyaluran gas bumi ke PT Freeport Indonesia, itu merupakan kontrak jangka panjang yang diikat dalam Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) yang ditandatangani oleh Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Rosa Permata Sari dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Clayton Allen Wenas.
Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Rosa Permata Sari mengatakan, bahwa PGN akan menjaga performa layanan dalam menyediakan infrastruktur gas yang memadai dan ketahanan pasokan yang terjaga agar nilai lebih dari gas bumi dapat diserap pelanggan secara optimal.
“Subholding Gas pada prinsipnya selalu mendukung langkah pemerintah guna mendukung kemajuan industri nasional. Kerja sama ini punya arti penting bagi kami karena PT Freeport Indonesia merupakan konsumen dengan penyerapan gas yang besar,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Suarabanyuurip.com dari Jakarta, Selasa (07/05/2024).
Selain itu pihaknya berterima kasih kepada PT Freeport Indonesia atas kepercayaan dan dukungan kepada PGN untuk memenuhi kebutuhan gas bumi.
Nilai lebih gas bumi yang lebih efisien dan ramah lingkungan, disebutnya dapat mendukung PT Freeport Indonesia dalam menerapkan teknologi hemat energi serta wujud sinergi bersama dalam mengurangi emisi gas rumah kaca.
“Gas bumi yang tersalur nanti akan diperuntukkan pada sektor smelter, acid plant dan PMR,” terang Rosa.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Clayton Allen Wenas juga mengucapkan banyak terima kasih kepada PGN telah melaksanakan PJBG yang dilanjutkan dengan proses gas in.
“Kami mengharapkan PGN dapat menjaga sustainability dan kehandalan pasokan gas bumi untuk mendukung produksi dan program hilirisasi tambah pemerintah,” tandas Clayton.
Untuk diketahui, PGN yakin pemanfaatan gas bumi akan terus meningkat seiring dengan kesadaran masyarakat untuk mulai beralih ke gas bumi sebagai energi transisi yang lebih ramah lingkungan. Hal ini juga untuk mendukung komitmen Pemerintah yang mencanangkan Net Zero Emission pada 2060.(fin)