SuaraBanyuurip.com – Arifin Jauhari
Bojonegoro – Petani Jagung pinggiran hutan di wilayah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, tahun ini terancam gagal panen. Musababnya bukan diserang hama melainkan kekurangan air karena dalam sebulan terakhir tidak ada hujan dan cuaca cukup panas. Sehingga membuat daun jagung mengering dan mati.
“Dalam sebulan terakhir ini tidak ada hujan, cuaca cukup panas membuat pertumbuhan jagung terganggu. Daun jagung mengering (nglaras), bahkan banyak yang mati,” kata Ngasi, petani jagung pinggiran hutan kepada Suarabanyuurip.com, Selasa (21/05/2024).
Dijelaskan, bahwa semula pertumbuhan jagung cukup bagus ketika masih sering turun hujan. Namun menginjak usia tanam 40 hari lebih hujan mulai jarang sehingga pertumbuhan jagung terganggu karena kekurangan air.

“Petani pinggiran hutan kan petani tadah hujan. Jadi kalau tidak ada hujan bisa dipastikan gagal panen karena tanaman pertanian banyak yang mati,” imbuh petani Desa Butoh, Kecamatan Ngasem ini.
Senada diungkapkan petani lainnya, Suradi. Dia mengaku, sehabis panen padi lebih memilih tanam jagung karena selain perawatannya mudah hujan juga masih kerap turun. Namun saat jagung mulai berbuah tak lagi ada hujan. Sehingga membuat biji jagung tidak bagus banyak yang bogang.
“Yang sudah buah saja layu dan daunnya menguning, apalagi yang baru bunga tentu banyak yang mati. Kalau rugi itu pasti, tapi mau bagaimana lagi faktor alam ya kita terima saja,” pungkasnya.(fin)