EMCL dan UMKM Binaan di Bojonegoro Sabet Penghargaan Tertinggi 2024

Perwakilan EMCL saat menerima penghargaan platinum sebagai perusahaan pembina UMKM.(Ist)
Perwakilan EMCL saat menerima penghargaan platinum sebagai perusahaan pembina UMKM.(Ist)

SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari

Bojonegoro — Para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) hasil binaan operator Lapangan Minyak Banyu Urip, Blok Cepu, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) dikabarkan menyabet penghargaan tertinggi dalam ajang Bina Mitra UMKM Award 2024.

Raihan penghargaan emas menunjukkan bahwa kerja keras para pelaku UMKM yang tergabung dalam Pusat Inkubasi Bisnis (PIB) Bojonegoro mendapat pengakuan di level nasional yang telah dihelat pada Sabtu akhir pekan lalu.

Sedangkan EMCL mendapat penghargaan platinum, yaitu penghargaan tertinggi sebagai perusahaan pembina UMKM. EMCL menyisihkan 30 perusahaan lain yang mengikuti penilaian juri.

Ajang penghargaan untuk program pengembangan masyarakat ini diselenggarakan oleh Corporate Forum for CSR Development (CFCD) yang bekerjasama dengan Kementerian Perindustrian dan Kementerian Koperasi dan UKM.

Ratusan perusahaan diteliti dan diwawancara oleh tim CFCD dan juri independen untuk memastikan penilaian seobjektif mungkin.

“Pencapaian ini merupakan hasil kerja keras kita semua, sinergi dan kolaborasi yang terus menerus,” kata perwakilan EMCL, Rifqi Romadhon kepada Suarabanyuurip.com, Rabu (3/07/2024).

PIB Bojonegoro, kata Rifqi, telah menunjukkan konsistensi dan dedikasinya dalam mendampingi UMKM. Sejak 2017, PIB Bojonegoro telah mendampingi ratusan UMKM, khususnya di wilayah operasi EMCL. Beberapa di antara UMKM tersebut kini telah tumbuh dan maju berkembang.

Misalnya UMKM rajut yang telah menjual lebih dari 25 ribu unit atau senilai lebih dari Rp600 juta. UMKM produsen beras yang kini mencapai omset 2 ton atau senilai hampir rata-rata Rp26 juta setiap bulannya. Petani jamur, binaan PIB Bojonegoro juga sudah mampu menjual sekitar 4 ribu baglog setiap bulannya.

PIB Bojonegoro merupakan perkumpulan masyarakat yang bergerak di bidang pemberdayaan dan pengembangan UMKM. Perkumpulan ini diinisiasi oleh EMCL tahun 2016, bertujuan untuk menumbuhkembangkan pelaku wirausaha.

Sementara itu, Manajer PIB Bojonegoro, Siswanto menuturkan, bahwa fokus kegiatan yang mereka lakukan meliputi pelatihan, penelitian dan pengembangan jaringan usaha masyarakat, dengan slogan “Sinaune Bisnis Wong Jonegoro,”.

Lembaga yang berlokasi di Desa Ringintunggal, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro ini memiliki fasilitas ruang pelatihan/pertemuan, laboratorium, fasilitas praktek lahan pertanian, kumbung jamur, kolam ikan air tawar, alat pembuat pakan ternak, pupuk organik, ruang pamer produk, dan konsultasi UMKM.

PIB Bojonegoro dikelola oleh masyarakat di sekitar Lapangan Minyak Banyu Urip yang telah mendapatkan pembinaan dan pelatihan dari EMCL. Para pengelola kemudian melanjutkan keberlangsungan lembaga dengan menjalin kerjasama usaha.

“Selain mendampingi dan memberi pelatihan, kami juga mengupayakan akses pasar, membangun kerjasama dengan bisnis besar,” beber pemuda asal Desa Gayam itu.

Siswanto berharap kelak PIB Bojonegoro bisa menjadi rujukan setiap orang dalam konsep pengembangan UMKM. Tujuan terbesar dari kehadiran PIB adalah memberi kebermanfaatan kepada masyarakat. Menjadi bagian dari meningkatnya taraf kesejahteraan masyarakat.

“Kami yakin kebermanfaatan dan keberlanjutan upaya ini tidak akan berhenti di Bojonegoro, tapi akan melebar hingga daerah-daerah lain,” tandasnya optimis.(fin)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *