SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari
Bojonegoro — Perkumpulan berisi para sastrawan beken nan sangat berkualitas, Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro biasa disingkat PSJB beralih tampuk kepemimpinan. Peralihan ketua dari Jfx Hoery ke Nono Warnono ini terjadi dalam acara Tanggap Warsa (Ulang Tahun) yang dihelat PSJB di kediaman Jfx Hoery, Minggu (21/07/2024).
Meski berlangsung sederhana, perjamuan di rumah Sastrawan Jawa Jfx Hoery di Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur ini meriah. Para seniman sastra yang hadir tumpah ruah meluber sampai ke halaman rumah yang tampak selalu asri itu.
Hadir dalam agenda, perwakilan dari Balai Bahasa Jawa Timur, Yulitin Sungkowati Msi. Ada juga Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Bojonegoro, Erick Firdaus. Serta beberapa guru MGMP Bahasa Jawa Bojonegoro.
Kemudian beberapa seniman sastra Jawa dari pelbagai daerah, juga hadir. Dari Senori (Tuban), Cepu, Blora, Tulungagung, Trenggalek, Ngawi, Madiun, dan Bojonegoro sendiri.

Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro ini, memang telah diakui mengglobal. Sejak berdiri 42 tahun silam, kiprahnya dalam merawat, menjaga, memperjuangkan Sastra Jawa tidak terperikan.
“PSJB juga menerbitkan buku-buku geguritan, cerita cejak (cerkak), mendokumentasi majalah-majalah Basa Jawa. Kini di perpustakaan pribadi saya, ada sekitar 10 ribu dokumen bahasa Jawa,” tutur Ketua PSJB, Jfx Hoery kepada hadirin.
Kiprah serta eksistensi PSJB, dalam melakukan pelestarian sastra Jawa, pun diakui oleh Erick Firdaus, selaku Kepala Dinas Perpusda Bojonegoro. Di masa mendatang, pihaknya berjanji akan membantu sepenuhnya.
“Pelestarian bahasa Jawa, sekarang ini, sangat mutlak dilakukan. Lantaran bahasa Jawa, juga merupakan pendidikan budi dan pekerti,” ujar mantan Kepala Dinas PU SDA ini dalam sambutan.

Dalam acara itu, akhirnya disepakati pergantian Ketua PSJB dari Jfx Hoery beralih kepada Nono Warnono. Ini sebab usia yang dirasa sudah uzur.
“Saya sudah berumur 79 tahun, saatnya yang muda melanjutkan perjuangan sastra Jawa Bojonegoro,” ungkap Jfx Hoery.
Sementara Arieyoko, seniman dan budayawan Bojonegoro, berharap agar PSJB kian melesat berkembang. Untuk itu teknologi digital sebaiknya dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh PSJB.
“Ini berarti, PSJB memerlukan anak-anak muda yang mumpuni IT. Untuk menjaga, melestarikan serta meluaskan eksistensi Bahasa Jawa. Yang merupakan bahasa Ibu sendiri,” tandas mantan Ketua PWI Bojonegoro pertama itu.(fin)