SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari
Bojonegoro — Permasalahan dampak dari kekeringan di musim kemarau selalu melanda beberapa wilayah di Kabupaten Bojonegoro. Sebab sumur sumur air yang biasanya diandalkan tak lagi mengeluarkan sumber. Pada bulan Agustus ini, krisis air bersih telah melanda 15 desa di 9 kecamatan di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro, Laela Noer Aeny mengatakan, kebanyakan desa di Bojonegoro yang mengalami krisis air bersih sebab jumlah mata air yang diandalkan hanya sedikit mengalirkan air.
“Hanya sedikit (mengeluarkan air) bahkan banyak yang tak lagi memancarkan air,” katanya kepada Suarabanyuurip.com, Sabtu (10/08/2024).
Guna menanggulangi kondisi kekurangan air bersih yang terjadi di 15 desa, pihaknya telah mendistribusikan 111 tangki berisi total 555 kiloliter air bersih. Tangki-tangki berisi air bersih itu didistribusikan tiga hingga empat hari sekali.
Meski permintaan air bersih mampu dipenuhi oleh BPBD setiap hari, namun pejabat perempuan yang karib disapa Ani ini mengimbau kepada warga yang lingkungannya mengalami krisis air bersih tetap bijak dalam penggunaan.
“Harus hemat dan tepat guna, serta selalu efisien dalam menggunakan air bersih,” tandas mantan Camat Kepohbaru ini.(fin)
Berikut 15 desa tersebar di 9 kecamatan yang mengalami krisis air bersih :
1. Desa Nglumber, Bumirejo, Kepoh, Kecamatan Kepohbaru
2. Desa Bakulan, Kecamatan Temayang
3. Desa Donan, Kecamatan Purwosari.
4. Desa Sumberharjo, Margoagung, Deru, Kecamatan Sumberrejo
5. Desa Meduri, Kecamatan Margomulyo
6. Desa Panunggalan dan Siwalan, Kecamatan Sugihwaras
7. Desa Sumberjokidul, Kecamatan Sukosewu
8. Desa Kolong dan Butoh, Kecamatan Ngasem
9. Desa Jatimulyo, Kecamatan Tambakrejo.