Suarabanyuurip.com — Arifin Jauhari
Bojonegoro — Dalam rangka menyambut 1 abad usia pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo Kabupaten Bojonegoro menggelar seminar satu hari dipusatkan di Hotel Dewarna, Jalan Veteran Bojonegoro, Rabu (28/08/2024).
Sebanyak 500 peserta menjadi sasaran agenda mengambil tema “1 Abad Mengukir Sejarah, Membangun Sinergitas dalam Mewujudkan Pelayanan Gemilang Menuju Indonesia Maju”. Terdiri para bidan, perawat, dan dokter umum.
Dari 500 peserta ini, 380 diantaranya merupakan pegawai internal RSUD, sedangkan 120 lainnya peserta dari luar, yakni dari puskesmas dan rumah sakit swasta. Acara berlangsung secara hybrid, baik daring maupun luring.
Hadir dalam agenda ini, sedianya adalah Penjabat (Pj) Bupati Bojonegoro, Adriyanto, namun karena ada kegiatan di Jakarta diwakilkan kepada Plh Sekretaris Daerah (Sekda)p Joko Lukito. Hadir pula Kepala Dinas Kesehatan diwakilkan kepada Sekretaris Dinas, Dwi Setyorini, serta jajaran manajemen RSUD Sosodoro Djatikoesoemo.
Seminar ini menghadirkan narasumber sebanyak empat orang. Tiga diantaranya dari internal RSUD Sosodoro sendiri, sedangakan satu narasumber diambilkan dari Surabaya. Judul yang diangkat ialah “Kegawatdaruratan Maternal pada Hemorraghe Post Partum (HPP)”
Direktur RSUD Sosodiri Djatikoesoemo, dr. Ahmad Hernowo Wahyu Utomo mengatakan, seminar yang dihelat ini dalam rangka dua peringatan, pertama menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke 79 Kemerdekaan Indonesia, dan ke dua memperingati 1 abad RSUD Sosodoro Djatikoesoemo.
Dari hasil seminar hendaknya diharapkan semakin ada hubungan sinergi antara RSUD Sosodoro dengan rumah sakit jejaring dan terakit, serta seluruh masyarakat agar bersama sama bisa mengawal sesuai indikator kinerja dinas kesehatan.
“Harapannya, angka morbiditas dan mortalitas di Bojonegoro bisa menurun, terutama RSUD Bojonegoro sebagai rumah sakit rujukan bisa terus bersama-sama meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan,” kata dr. Hernowo.
Plh Sekda Bojonegoro, Joko Lukito menyatakan, hari jadi RSUD Sosodoro berawal dari penyebutan nama Sosodoro berawal pada tanggal 27 Juli 1924. Maka sejak itu, tanggal 27 Juli menjadi tanggal yang dikaitkan dengan hari jadi RSUD setiap tahunnya.
Mengenai seminar, Joko Lukito menyambut baik, sebab bisa meningkatkan pengetahuan dan kompetensi tenaga kesehatan di Bojonegoro. Terutama dalam menangani HPP atau pendarahan pasca persalinan.
“Semoga Allah yang Maha Kuasa meridhoi usaha kita dan mayarakat Bojonegoro bisa mendapatkan manfaat dan kualitas layanan kesehatan yang lebih baik,” ujarnya sekaligus menandai pembukaan acara.
Sementara itu, Wakil Direktur Pelayanan, dr. Agus Fariono memaparkan, bahwa sejak 2024 ini RSUD Sosodoro oleh Kementerian Kesehatan ditetapkan sebagai RS rujukan madya untuk kasus kanker, jantung, urologi, dan terkait kesehatan ibu dan anak.
“Rumah sakit milik pemerintah ini, sekarang masih tipe B, namun akan bergerak menuju RS tipe A,” bebernya.
Selanjutnya seminar berlangsung membahas tentang pendarahan pasca persalinan. Materi “Penanganan shock haemorraghe” diisi oleh dr. Putra Agung Dewata, lalu “Tata Laksana HPP” oleh dr. Margaretha Claudya, “Asuhan Kebidanan pada Kasus Perdarahan Pasca Persalinan” oleh Lusy Kurniawati, dan “Evidence Based Nursing HPP” oleh Dr. R. Khairiyatul Afiyah.(fin)