SuaraBanyuurip.com – Joko Kuncoro
Bojonegoro – Hingga Agustus 2024 luas tanam kedelai di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur mencapai 5.569 hektare. Jumlah tersebut belum memenuhi target Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bojonegoro yakni sekitar 10.994 hektare.
“Target luas tanam kedelai disamakan pada 2023 lalu yakni 10.994 hektare, meski tahun ini diprediksi nantinya tidak mencapai target,” kata Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Perkebunan DKPP Bojonegoro, Imam Nurhamid.
Dia mengatakan, tahun lalu Bojonegoro mendapatkan bantuan bibit kedelai dari pemerintah pusat, sehingga menyebabkan luas tanam kedelai mencapai 10.994 hektare. Sementara tahun ini tidak mendapatkan bantuan bibit dan luas tanam kedelai baru mencapai 5.569 hektare.
“Sehingga bisa diperkirakan luas tanam menurun. Namun, itu tidak pasti karena masih di pertengahan tahun 2024,” katanya kepada Suarabanyuurip.com, Minggu (8/9/2024).
Imam menjelaskan, untuk harga kedelai saat masih di angka Rp 8.500 per kilogram. Harga ini masih terbilang rendah dibandingkan tahun 2023 lalu sekitar Rp 10.500 per kilogramnya.
Sementara Kepala DKPP Bojonegoro, Helmy Elizabeth mengatakan, semenjak memasuki musim kemarau petani di Bojonegoro sebagian menanam kedelai, kacang hijau, dan tembakau.
“Terutama di wilayah irigasi Waduk Pacal mulai dari Kecamatan Kapas sampai Baureno sebagian besar tanam tembakau dan palawija kedelai,” katanya.
Dia mengatakan, bahwa terdapat enam kecamatan meliputi Sumberrejo, Dander, Balen, Kapas, Ngraho, dan Kedungadem yang rutin tanam palawija kedelai dan kacang hijau. Sedangkan sebagian petani ada yang menanam tembakau di musim kemarau ini.
“Untuk petani yang tanam padi sebagian besar di bantaran Sungai Bengawan Solo,” ujarnya.(jk)