SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari
Bojonegoro — Pengelola proyek pengembangan Gas Lapangan Unitisasi Jambaran-Tiung Biru (JTB), PT Pertamina Eksplorasi dan Produksi Cepu (PEPC) Zona 12 Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina memiliki perhatian besar dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya pada kelompok rentan seperti balita, ibu hamil, serta pasangan usia subur.
Wujud perhatian tersebut telah diadakannya pelaksanaan kegiatan Sosialisasi dan Pendampingan Program Posyandu Tangguh Mandiri untuk Peningkatan Status Gizi Masyarakat Rentan yang disingkat secara akronim “Pos Gizi Mandiri”.
Sosialisasi yang difasilitasi oleh Yayasan Paratazkia selaku mitra pelaksana program ini dihelat di Balai Desa Mediyunan, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Diikuti para peserta terdiri dari pemerintah desa, tanaga kesehatan desa, dan kader posyandu setempat, Kamis (10/10/2024).
Perwakilan PEPC Zona 12, Edi Arto mengatakan, bahwa program ini merupakan salah satu program pengembangan masyarakat (PPM) yang telah disetujui oleh SKK Migas sebagai bentuk kontribusi industri hulu migas dalam pembangunan masyarakat di sekitar area operasinya, terutama bidang kesehatan.
Dalam sosialisasi ini, para peserta mendapatkan penjelasan dari Yayasan Paratazkia selaku mitra pelaksana program tentang peta jalan dan tujuan pelaksanaan program. Pun penentuan sasaran kegiatan dan rencana pelaksanaan pendampingan selama kegiatan program.
“Pendampingan dalam program ini meliputi, kampanye dan edukasi pencegahan stunting yang menyasar seluruh kelompok umur, mulai dari kelompok remaja, pasangan usia subur, kelompok ibu hamil dan menyusui, dan kelompok ibu dengan balita,” kata Edi Arto.
Salah satu pendamping program dari Yayasan Paratazkia, Sudalhar menyampaikan, kegiatan ini didukung lebih kurang lima tim perawat dan tiga Ahli gizi dari Paratazkia. Yang mana akan berkolaborasi dengan bidan desa, perawat desa, dan para kader posyandu, pemerintah desa, serta tokoh masyarakat Desa Mediyunan.
“Kolaborasi ini akan berjalan selama 4 bulan kedepan,” ujar Sudalhar.
Dia melanjutkan, kolaborasi berbagai pihak termasuk tenaga kesehatan setempat dan dukungan dari pemerintah desa dan warga diharapkan dapat mendukung upaya peningkatan status gizi balita dan pencegahan stunting, serta Posyandu dapat menjadi pilar kemandirian kesehatan masyarakat.
Tujuan program ini ialah untuk meningkatkan status gizi balita serta mendorong kemandirian kader Posyandu dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkelanjutan.
Disebutkan terdapat tiga tujuan utama yang diusung dalam kegiatan ini, pertama adalah meningkatkan derajat status gizi balita, yang menjadi salah satu indikator kesehatan masyarakat yang sangat penting.
Lalu yang ke dua, meningkatkan upaya promotif dan preventif yang menyasar kelompok remaja usia pra-nikah, usia nikah, pasangan usia subur, kelompok ibu hamil, serta kelompok ibu dan balita, sehingga dapat mencegah masalah kesehatan sejak dini.
“Tujuan ke tiga yakni meningkatkan kapasitas dan kemandirian Kader Posyandu melalui pelatihan dan pendampingan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik serta mengembangkan unit usaha mandiri di Posyandu,” papar Sudalhar.
Sementara itu, Kepala Desa Mediyunan, Hariyadi mengungkapkan apresiasi atas program yang menyokong terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat di wilayahnya. Untuk itu ucapan terima kasih ia sampaikan kepada PEPC Zona 12 dan mitranya Paratazkia. Apalagi program ini dia katakan sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat Desa Mediyunan.
“Saya berpesan kepada kader-kader Posyandu agar aktif dan semangat untuk mengikuti rangkaian program ini sehingga nanti dapat terus berinovasi dan memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat desa kita tercinta,” tuturnya.
Salah seorang kader Posyandu setempat, Mariyati menilai program ini sangat bermanfaat untuk menambah wawasan dan keterampilan mereka. Tak hanya itu, para kader juga menjadi lebih siap dan paham dalam memberikan pelayanan serta sosialisasi kesehatan kepada remaja pra nikah, balita, ibu hamil dan masyarakat di lingkungannya.
“Dengan adanya pendampingan ini, kami merasa lebih mandiri dan mampu menjalankan tugas dengan lebih baik,” tandasnya.(fin)