SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari
Bojonegoro — Hasil uji peningkatan kapasitas produksi di Lapangan Minyak Banyu Urip, Blok Cepu yang berpusat di Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menunjukkan lapangan migas yang dioperatori oleh ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) itu sesuai dengan harapan, yakni mampu mencapai angka tertinggi.
Uji peningkatan kapasitas produksi baru-baru ini adalah salah satu dari beberapa upaya dukungan produksi minyak, dalam bentuk kolaborasi antara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Ditjen Migas, bersama SKK Migas, EMCL.
Selain upaya berupa uji peningkatan kapasitas produksi, upaya lainnya yang dilakukan antara lain melakukan program pengeboran Banyu Urip Infil Clastic dan Optimalisasi Gas Dehydration Injection (GDI).
Program Banyu Urip Infill Clastic (BUIC) sendiri, pada 6 Agustus 2024 telah menyelesaikan produksi minyak perdana dari sumur B13, sumur pertama program tersebut. Sementara itu, sumur kedua yakni B12 juga telah mulai berproduksi pada 20 September 2024. Pengeboran dilanjutkan pada lima sumur BUIC berikutnya di well pad C dengan tajak sumur pertama telah dilakukan pada 26 September 2024.
“Kunjungan kami ke Lapangan Banyu Urip (22/11/224) kemarin itu untuk memastikan upaya-upaya tersebut berjalan lancar dan menghasilkan tambahan produksi yang optimal,” kata Direktur Teknik Lingkungan Direktorat Jenderal Migas, Noor Arifin Muhammad dalam siaran pers diterima Suarabanyuurip.com, Kamis (12/12/2024).
Pada sisi lain, Uji Kapasitas Peningkatan Produksi yang telah dilakukan pada 11 – 14 November 2024, menunjukkan bahwa fasilitas Lapangan Banyu Urip mampu mencapai angka tertinggi yang diharapkan.

Uji Peningkatan Kapasitas Produksi ini memberi kesempatan bagi EMCL untuk meningkatkan produksi minyak dengan peningkatan produksi gas hingga 153 mmscfd.
“EMCL bersama Ditjen Migas sedang berupaya agar strategi ini bisa dilakukan sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku,” ujar Noor Arifin Muhammad.
Berbagai upaya tersebut dilakukan dengan mengedepankan operasi produksi yang aman, andal, dan efisien. Komitmen tanpa henti EMCL terhadap keselamatan terbukti dengan tidak adanya insiden lost time sejak Februari 2016.
Menghargai dedikasi tersebut, EMCL telah menerima penghargaan Patra Nirbhaya Adhinugraha dan Patra Karya Tama dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, sebagai penghargaan tertinggi dari kementerian kepada kontraktor kontrak kerja sama (KKKS).
Total produksi kumulatif dari Blok Cepu hingga saat ini tercatat lebih dari 670 juta barel minyak yang didapatkan melalui operasi produksi yang aman, andal, dan efisien.
Jumlah produksi kumulatif telah melampaui target komitmen rencana pengembangan (POD) awal, dengan perkiraan volume cadangan minyak sebesar 450 juta barel. Melalui jumlah tersebut, EMCL telah mengapalkan lebih dari 1.000 kargo dari Floating Storage and Offloading (FSO) Gagak Rimang.
Sejak tahun 2008 hingga 2023, dengan total investasi sekitar Rp57 triliun (~$4 miliar), Blok Cepu telah memberikan kontribusi sebab menghasilkan lebih dari 670 juta barel minyak mentah senilai lebih dari Rp442 triliun (sekira $29,5 miliar) terhadap pendapatan negara dalam bentuk penerimaan pemerintah dan pajak.
Karena perkiraan cadangan Banyu Urip berpotensi meningkat dua kali lipat menjadi 1 miliar barel minyak, berdasarkan proyeksi WP&B, Indonesia dapat memperoleh tambahan pendapatan sebesar Rp421 triliun (sekira $28,1 miliar) dalam bentuk pendapatan pemerintah dan pajak; menjadikan total pendapatan keseluruhan proyek Blok Cepu bagi Indonesia mencapai angka yang fantastis sebesar Rp864 triliun (sekira $57,6 miliar).(fin/adv)