Selama Nataru 2025, Bulog Bojonegoro Pastikan Stok Beras Aman

Pemimpin Kantor Cabang Bulog Bojonegoro, Ferdian Dharma Atmaja.
Pemimpin Kantor Cabang Bulog Bojonegoro, Ferdian Dharma Atmaja.

SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari

Bojonegoro — Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) Kantor Cabang (Kanca) Bojonegoro, Jawa Timur, memastikan stok beras aman dan mencukupi untuk kebutuhan beras hingga tiga bulan ke depan meliputi tiga kabupaten di wilayah kerjanya. Yakni Bojonegoro, Lamongan, dan Tuban.

“Stok beras cukup sampai Maret 2025, maka untuk perayaan Natal dan tahun baru (Nataru) dipastikan stok aman,” kata Pemimpin Cabang Bulog Bojonegoro, Ferdian Dharma Atmaja kepada Suarabanyuurip.com, Kamis (19/12/2024).

Terlebih, lanjut Ferdian, begitu ia disapa, pada Maret sampai dengan April 2025, Bojonegoro sudah memasuki panen pertama, sehingga kebutuhan beras pun akan aman sampai akhir tahun 2025.

“Apalagi produksi pertanian terus didorong presiden, melalui kegiatan-kegiatan ketahanan pangan. Sehingga peluang Bulog akan semakin tinggi untuk menyerap hasil pertanian,” ujarnya.

Sedangkan terkait serapan, alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB) ini menyampaikan, secara keseluruhan serapan mencapai sekira 60 persen dari target PSO dan dimungkinkan tidak memenuhi target sampai akhir tahun 2024.

Kepanjangan dari PSO sendiri adalah Public Service Obligation. Yaitu kewajiban Perum Bulog untuk menyerap beras dari petani untuk menjaga stabilitas harga beras di dalam negeri.

“Dari target PSO 15 ribu ton, serapannya gabah PSO 2.250 ton dan serapan beras PSO 7.750 ton, sekira 60 persen,” jelas Ferdian.

Sedangkan harga beli beras PSO, menurut Ferdian, seharga Rp11.000 dan dijual lagi melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) juga dengan harga Rp11.000. Hal itu mengacu Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah dan beras yang ditetapkan pemerintah.

Sedangkan untuk gabah PSO, Gabah Kering Giling (GKG) harga belinya Rp7.400 dan akan diolah sendiri menjadi beras.

“Untuk pengencer /mitra penjualan Bulog, dalam menjual beras SPHP tidak diperbolehkan menjual melebihi HET Rp.12.500 /kg,” jelas pria ramah ini.

Ditambahkan, saat musim hujan dengan intensitas tinggi, terjadinya bencana alam seperti banjir, longsor, banjir bandang dan lainnya, diharapkan tidak berdampak pada lahan pertanian.

“Semoga lahan pertanian, terutama Bojonegoro, Tuban dan Lamongan tidak terdampak banjir,” tambah Ferdian.(fin)

 

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait