SuaraBanyuurip.com – Sami’an Sasongko
Bojonegoro – Sebagian petani sekitar ladang minyak dan gas bumi (Migas) Banyu Urip, Blok Cepu di Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, resah dengan munculnya serangan hama tikus yang menghancurkan tanaman pertanian, baik tanaman jagung maupun padi tahun ini.
Akibat serangan binatang pengerat yang menjadi-jadi sejak awal bulan Desember ini membuat petani setempat berpotensi gagal panen dan menelan kerugian jutaan rupiah.
“Berbagai upaya telah dilakukan untuk membasmi hama tikus, seperti memasang racun tikus, hingga memburu tikus di sawah. Namun tidak membuahkan hasil maksimal.,” kata salah satu petani sekitar ladang migas Blok Cepu, Kardi kepada Suarabanyuurip.com, Jumat (20/12/2024).
Serangan hama tikus ini, lanjut Kardi, sangat meresahkan petani karena sulit dibasmi. Hal ini tentu membuat petani berpotensi gagal panen. Karena tanaman jagung yang baru mulai berisi ludes dimakan tikus. Pun dengan tanaman padi yang semula tumbuh subur kini rusak dimakan tikus dan diacak-acak hingga mati.
“Sejak beberapa bulan lalu hama tikus ada tapi tidak separah ini. Mulai awal bulan Desember serangan tikus menjadi-jadi. Kalau bicara kerugian, jelas para petani ruginya jutaan rupiah,” ujarnya.
Warga Desa Katur, Kecamatan Gayam ini lantas berpendapat, konon ada petani memasang jebakan tikus dengan aliran listrik di sawah kemungkinan sebagai jalan terakhir yang ditempuh agar dapat membasmi tikus karena berbagai cara yang dilakukan tak membuahkan hasil. Meski cara ini sebenarnya cukup berbahaya.
“Mungkin karena terpaksa ya untuk menanggulangi serangan hama tikus. Demi menyelamatkan tanaman padi, sehingga bisa di panen untuk kebutuhan menyambung hidup sehari-hari,” ucapnya.
Ditambahkan, tidak semua petani faham pasang jebakan tikus dengan listrik di larang atau tidak oleh pemerintah. Kalau misal dilarang, kata pria yang karib disapa Ogroh ini, pemerintah juga perlu hadir untuk memberikan solusi agar petani tidak mengalami kerugian akibat hama tikus.
“Jangan sampai hanya melarang saja tapi tidak memberikan solusi. Karena kalau gagal panen, dan terjadi kerugian juga ditanggung petani sendiri. Hal ini perlu juga dipikirkan,” tandasnya.
“Susah betul membasmi hama tikus ini. Banyak cara sudah tak lakukan tapi tidak ada hasilnya. Sempat tak coba beri makanan campur racun tikus, tapi tidak di makan. Malah makan tanaman padi dan jagung ludes. Jelas gagal panen, dan kerugian pasti akan saya rasakan,” sambung petani lainnya, Pandi.(sam)