SuaraBanyuurip.com – Joko Kuncoro
Bojonegoro – Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bojonegoro, Jawa Timur menyebutkan bahwa dari total luas lahan hutan 50.000 hektare, kurang lebih 6.000 hektare lahan hutan gundul dan beralih fungsi menjadi lahan pertanian. Hal itu disebutkan sebagai pemicu terjadinya banjir bandang yang acap kali terjadi di wilayah Bojonegoro selatan.
Menurut Wakil Kepala Administratur (Waka Adm) KPH Bojonegoro, Kiswanto mengatakan, gundulnya kawasan hutan dan dibuka masyarakat untuk lahan garapan pertanian menjadi penyebab terjadinya banjir bandang.
“Karena resapan air berkurang dan tidak ada pohon yang menampung. Biasanya kalau ada pohon, hujan tidak langsung ke tanah, tapi ke daun dan masuk ke tanah melalui akar,” katanya kepada Suarabanyuurip.com, Rabu (12/3/2025).
Dia mengatakan, dari total luas lahan hutan sekira 50.000 hektare, kurang lebih 6.000 hektare lahan gundul dan telah beralih fungsi menjadi lahan pertanian. Alih fungsi lahan tersebut rata-rata ditanami palawija seperti jagung oleh petani hutan.
“Memang adanya kawasan hutan yang dibuka oleh masyarakat secara tidak terkendali,” bebernya.

Dijelaskan, bahwa Perhutani sebenarnya tidak mengizinkan kawasan hutan menjadi lahan pertanian yang tidak terkendali. Namun saat membuka lahan pertanian harus dengan sistem tumpang sari agar seimbang.
“Jadi sistemnya selain ditanami tanaman jagung juga harus ada pohon jati. Sehingga bisa seimbang, dan tidak terjadi bencana,” tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, Bupati Bojonegoro, Jawa Timur, Setyo Wahono mengunjungi rumah dinas Administratur (ADM) KPH Bojonegoro, Slamet Juwanto, Selasa (11/03/2025). Kehadirannya diterima dalam jamuan didampingi oleh ADM KPH Parengan, Irawan Darwanto Djati.
Dalam lawatannya itu, Bupati Wahono berdiskusi menjawab keresahan masyarakat. Antara lain mengenai banjir, kemiskinan, dan pemanfaatan lahan hutan. Untuk itu ia meminta kepada ADM agar dapatnya membantu warga Bojonegoro.

“Tapi Alhamdulillah tadi (kemarin, red.) sudah banyak mendapat solusi, banyak mendapat improvisasi bagaimana masyarakat Bojonegoro bisa memanfaatkan lahan hutan, betul begitu Pak ADM ya,” ujarnya sambil tersenyum menoleh ke Slamet Juwanto.
“Matur nuwun Mas Bupati rawuhipun (Terima kasih Mas Bupati atas kedatangannya,” sahut Slamet Juwanto.
ADM asli Bojonegoro ini mengaku telah banyak berbincang perihal sinergi kedua belah pihak dalam memanfaatkan hutan untuk kepentingan kemakmuran masyarakat. Sejalan dengan hal itu, ia sendiri sebagai putra daerah pun ingin berbuat hal yang sama.
“Karena saya orang Bojonegoro, sudah saatnya ADM Bojonegoro berbuat nyata untuk kemakmuran masyarakat dan kelestarian hutan. Dan saya siap Pak Bupati, berkolaborasi, bersinergi, nanti kita memuat aksi nyata untuk membuat masyarakat Bojonegoro lebih sejahtera, dan tagline Sejahtera, Makmur, dan Membanggakan,” tandasnya.
Banjir bandang sebelumnya melanda wilayah Kecamatan Gondang, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Jumat (07/03/2025) petang menimbulkan dampak kerusakan cukup parah. Tak kurang dari 17 rumah warga rusak dan 315 rumah terendam hingga setinggi 3 meter. Banjir bandang di Kecamatan Gondang ini menerjang Desa Senganten, Sambongrejo, dan Desa Pajeng.(jk)