SuaraBanyuurip.com – Joko Kuncoro
Bojonegoro – Harga kelapa parut di wilayah Bojonegoro, Jawa Timur sempat mengalami lonjakan sejak awal lebaran Idulfitri kemarin hingga tembus Rp50 ribu per butir dari harga normal Rp12 ribu sampai Rp15 ribu per butir. Meski saat ini berangsur turun, harga kelapa parut di pasaran masih belum normal.
“Naiknya harga kelapa disebabkan karena stok kelapa dari petani berkurang. Pengiriman kelapa dari petani juga terlambat,” kata salah satu pedagang kelapa parut di Pasar Tradisional Bojonegoro, Yuli Lestari kepada Suarabanyuurip.com, Jumat (11/04/2025).
Dia mengatakan, meski lebaran telah usai harga kelapa masih belum normal, untuk kelapa ukuran sedang masih sekira Rp20 ribu sampai Rp25 ribu per butir. Sedangkan yang besar mencapai Rp35 ribu per butir, bahkan lebaran kemarin tembus Rp50 ribu per butir.
“Harga normalnya kisaran Rp12 ribu hingga Rp15 ribu per butirnya baik ukuran sedang hingga besar,” katanya..
Yuli mengungkapkan, naiknya harga kelapa juga disebabkan karena bersama dengan Hari Raya Nyepi, sehingga kebutuhan kelapa meningkat. Apalagi pihaknya mengambil kelapa dari Bali.
Salah satu pembeli kelapa di Pasar Tradisional Bojonegoro, Wiwik, mengeluhkan tingginya harga setiap butir kelapa di pasaran. Dia mengaku keberatan dengan harga kelapa, apalagi hanya untuk keperluan rumah tangga.
“Keberatan, tapi mau bagaimana lagi karena butuh untuk memasak,” ucapnya.
Sementara Kepala Disdagkop UM Bojonegoro Retno Wulandari mengungkapkan, bahwa di bulan syawal ini permintaan kelapa di Bojonegoro masih cukup tinggi.
“Permintaan masih tinggi, berkaitan dengan bulan syawal. Sehingga harga kelapa naik,” tambahnya.(jk)
