Peringati Hari Bumi, IDFoS Indonesia Tanam Ratusan Pohon di Kawasan Agrosilvopastura

IDFoS Indonesia tanam pohon
PEDULI LINGKUNGAN : IDFoS Indonesia menanam ratusan pohon di kawasan agrosilvopastura di Desa Ngasem, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari

Bojonegoro — Dalam rangka memperingati Hari Bumi yang jatuh setiap tanggal 22 April di berbagai belahan dunia, organisasi non pemerintah (ornop) Institute Development of Society (IDFoS) Indonesia menggelar acara tanam ratusan pohon, Selasa (22/04/2025). Agenda ini dipusatkan di kawasan agrosilvopastura Desa Ngasem, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

IDFoS Indonesia melaksanakan aksi bersama Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Ngasem Barokah Desa Ngasem, Perhutani KPH Bojonegoro, PT Pertamina EP Cepu (PEPC), Cabang Dinas Kehutanan Bojonegoro, Lazis NU Bojonegoro, LazisMU Bojonegoro, Nurul Hayat, Pemerintah Desa Ngasem, Poltana Mapena Tuban, dan LPPM Universitas Bojonegoro.

Koordinator Divisi Riset Publikasi dan Kehumasan IDFoS Indonesia, Rizal Zibad Firdausi mengatakan, bahwa Bojonegoro diberikan keberkahan hasil bumi yang sangat melimpah. Produksi minyak Bojonegoro hingga saat ini telah mencapai 690 juta barel atau sekira 109,7 miliar liter minyak bumi.

“Data tersebut menjadikannya salah satu daerah yang berkontribusi pada ketahanan energi nasional,” kata Rizal Zibad Firdausi kepada Suarabanyuurip.com.

Belum lagi, lanjut dia, cadangan dan produksi gas bumi yang terus mendukung kebutuhan industri nasional. Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS) 2025, di sektor pangan, Bojonegoro menempati peringkat ketiga di Jawa Timur dengan total produksi padi mencapai 410.273 ton pada tahun 2024, dan secara konsisten surplus untuk pasar domestik.

“Ditambah lagi beragam hasil bumi lain seperti buah, kayu, dan rempah membuktikan kekayaan alam Bojonegoro yang harus kita syukuri,” imbuhnya.

Oleh sebab itu, menurut Rizal, konsep budaya “sedekah bumi” sebagai kearifan lokal mengingatkan, bahwa alam tak hanya berhak untuk dieksploitasi, tetapi juga perlu diperhatikan dan dipelihara.

Sedekah bumi bukan sekadar ritual sesaat, melainkan panggilan hati untuk memberi kembali dengan menanam pohon, menjaga kualitas tanah, dan mempertahankan keanekaragaman hayati. Padahal, manusialah sejatinya yang selalu disedekahi oleh bumi, seperti hasil bumi yang melimpah, sumber daya alam yang selalu kita ambil manfaatnya, serta oksigen yang selalu dihirup setiap hari.

“Sedekah bumi semestinya menjadi momentum bagi kita untuk menunaikan tanggung jawab moral terhadap bumi, walau terkadang bertabrakan dengan kebutuhan hidup sehari-hari, walau perhatian publik minim, dan meski kontribusi kita tampak kecil,” terangnya.

Namun, Rizal menyayangkan, gempuran eksploitasi semakin membuat kita lupa bagaimana berkontribusi. Penebangan pohon tanpa henti terus terjadi, sementara kegagalan mengembalikan fungsi hutan dengan sebab kurangnya dukungan petani hutan, perubahan tanaman produksi hutan, industrialisasi dan kurangnya intervensi pemerintah daerah terhadap hutan baik di hulu dan di hilir selalu menjadi cerita deforestasi kawasan hutan Bojonegoro.

“Sebagai wujud kecil namun nyata, kami lakukan aksi bertempat di Kawasan Agrosilvopastura Desa Ngasem, Kabupaten Bojonegoro,” bebernya.

Sementara Direktur IDFoS Indonesia, Joko Hadi Purnomo menambahkan, pihaknya berkolaborasi menanam 100 pohon alpukat serta 100 pohon asem, mendemonstrasikan plot pertanian waluh organik, serta berkomitmen merawat lebih dari 3.000 tanaman hasil penanaman dua tahun silam.

Untuk itu, dalam semangat refleksi Hari Bumi 2025, ia mengajak semua pihak memulai dengan menanam minimal delapan pohon untuk setiap anggota keluarga, dan mengurangi sampah plastik.

Sedangkan untuk pemerintah, dengan kekuatan fiskal Kabupaten Bojonegoro yang luar biasa, ia menilai pastinya dapat menjamin hak masyarakatnya untuk mendapat lingkungan yang baik dengan meningkatkan program untuk perbaikan alam seperti penghijauan kembali, konservasi hutan, dan pengelolaan sampah terfasilitasi dengan baik.

“Sekecil apa pun langkah kita, kita harus memulai mewariskan tekad konservasi kepada generasi mendatang,” tegasnya.(fin)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait