SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari
Bojonegoro – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Bojonegoro melaksanakan Panen Raya Tahap II di lahan pertanian milik Lapas yang terletak di Desa Mojoranu, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Sabtu (5/7/2025).
Kegiatan tersebut terlaksana guna mendukung program Asta Cita Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto, utamanya pada pembangunan sektor pertanian dan ketahanan pangan.
Hadir dalam kegiatan yang dipelopori oleh Kalapas Bojonegoro itu, antara lain seluruh Kepala Unit Pelaksana Teknis (Ka UPT) se-Koordinator Wilayah Bojonegoro, jajaran Forkopimcam Dander, Komandan Denpom Bojonegoro, dan Komandan Kompi Brimob di Bojonegoro.
Acara dimulai dengan pembukaan kegiatan panen secara simbolis yang dilakukan oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Kakanwil Ditjenspas) Jawa Timur, Kadiyono. Ini ditandai secara resmi dengan memotong padi pertama untuk panen raya tahun ini.
Lapas Bojonegoro memiliki lahan pertanian seluas 23,7 hektar, namun untuk tahap panen kali ini, baru sekira setengah dari luas lahan yang digunakan.

Pengelolaan lahan dilakukan oleh petani penggarap yang bekerja sama dengan Lapas Bojonegoro, dengan fokus pada pembinaan warga binaan sebagai bagian dari upaya pemberdayaan dan kemandirian.
Kegiatan ini tidak hanya menunjukkan keberhasilan Lapas Bojonegoro dalam mendukung ketahanan pangan, tetapi juga menjadi contoh bagi UPT Pemasyarakatan lainnya untuk terus berinovasi dalam pembinaan warga binaan.
Selain itu, diharapkan dari kegiatan ini Lapas Bojonegoro dapat berkontribusi pada pencapaian tujuan strategis nasional di sektor pertanian dan ketahanan pangan.
Dalam sambutannya, Kakanwil Ditjenpas Jatim, Kadiyono, menyampaikan apresiasi atas keberhasilan Lapas Bojonegoro dalam menjalankan program pertanian. Panen ini dikatakan adalah langkah yang sangat strategis dan sejalan dengan tujuan Presiden untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional.
“Tidak hanya itu, program ini juga menjadi sarana penting bagi pembinaan warga binaan, yang dapat memperoleh keterampilan yang berguna untuk kehidupan mereka setelah menjalani masa pemasyarakatan,” kata Kadiyono.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara Lapas, petani penggarap, dan masyarakat sekitar dalam mewujudkan keberhasilan program ini. Sebab melalui kerja sama yang solid, hal itu bisa menciptakan kondisi yang lebih baik tidak hanya bagi warga binaan, tetapi juga bagi masyarakat luas.
“Semoga hasil panen ini bisa meningkatkan kesejahteraan dan menjadi contoh bagi UPT Pemasyarakatan lainnya,” harapnya.
Sementara itu, Kalapas Bojonegoro, Hari Winarca mengungkapkan rasa syukur atas keberhasilan yang tercapai melalui program pertanian ini. Panen raya ini baginya adalah wujud komitmen pihaknya dalam mendukung program pemerintah, khususnya dalam menciptakan ketahanan pangan di tingkat lokal.
“Selain itu, kegiatan ini juga memberikan peluang bagi warga binaan untuk mengembangkan keterampilan yang sangat berguna bagi kehidupan mereka di luar nanti,” ungkap kawan sekolah penyanyi Ahmad Dani ini.
Pria kelahiran Surabaya ini pun menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat, baik dari petani penggarap maupun masyarakat sekitar, yang telah bekerja sama dalam mengelola lahan pertanian ini.
“Kerja keras dan kerja sama antara pihak Lapas, petani penggarap, dan masyarakat sekitar adalah kunci keberhasilan program ini. Semoga ke depannya kita bisa terus meningkatkan hasil pertanian dan memperluas area pengelolaan lahan,” ucapnya.
Lahan pertanian aset Lapas Bojonegoro di Desa Mojoranu ini ditanami berbagai komoditas seperti padi, jagung, kacang tanah, cabai, dan singkong. Selain itu, juga ada budidaya ikan nila di kolam yang dikelola di kawasan tersebut. Pada Panen Raya Tahap II ini, fokus utama adalah padi dan jagung, yang hasilnya dinilai sangat memuaskan.
Usai kegiatan panen raya, Kakanwil Ditjenpas Jatim bersama Kalapas Bojonegoro dan jajaran Forkopimcam melanjutkan acara simbolis berupa tabur benih ikan, sebagai tanda dimulainya siklus budidaya ikan nila yang baru.(fin)