SuaraBanyuurip.com – Ririn Wedia
Bojonegoro- Masyarakat Dusun Plosolanang, Desa Campurejo, Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur, memasang banner ukuran besar di depan pintu masuk lahan kosong yang rencananya digunakan sebagai pabrik gas flare dari Lapangan Sukowati, Blok Tuban, Sabtu (29/3/2014).
Spanduk itu sebagai bentuk luapan kekecewaan warga atas janji-janji yang diberikan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Bojonegoro, PT Bojonegoro Bangun Sarana (BBS), sebagai pengelola proyek Gas Flare.
Banner-banner tersebut berisi tulisan kritian dan makian. Diantaranya, ” Tanah Lapang Ini Sekarang Asset Milik RT 2 Plosolanang”, “Disini Akan Dibangun Proyek Abal-abal Pemkab Bojonegoro, BBS, PJBG dengan JOB P-PEJ Dibohongi Terus Tidak Diperpanjang”, “Program Pemkab Bojonegoro Jadi Lumbung Energi dan Lumbung Pangan Hanya Omong Kosong, Buktinya Tanah Untuk Pengolahan Gas Yang Sudah Dibebaskan Dibiarkan Nganggur Tidak Ada Yang Ngurusi Babar Blas”.
Salah satu warga, Efendi (30), mengatakan, aksi tersebut bentuk kekecewaan masyarakat akibat molornya pekerjaan pabrik gas flare yang dikerjakan oleh PT BBS. Bahkan dari awal pelaksanaan proyek tiga tahun silam hanya menuai permasalahan.
“Mana janjinya? Lumbung energi apanya? Buktikan, jangan hanya slogan,” tegas bapak satu anak itu.
Dia menyampaikan, apa yang dilakukan PT BBS selama ini hanya abal-abal saja untuk mendapatkan keuntungan tanpa memberikan kontribusi kepada daerah apalagi masyarakat setempat.
Terpisah, Yusuf (28), pemuda setempat juga menyuarakan hal yang sama. Dari awal pembebasan lahan tahun 2012 sampai sosialisasi tahun 2013 belum ada kegiatan yang berdampak positif bagi pemuda setempat.
“Kami sudah berangan-angan BBS bisa menciptakan peluang kerja seperti PT Gazuma di Tuban yang mengolah gas flare, tapi tak taunya hanya abal-abal,” sindir dia.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, Direktur PT BBS, Deddy Affidick masih berusaha dimintai konfirmasi.(rien)