Berharap Rekind Tidak Seperti PP

SuaraBanyuurip.com d suko nugroho

Bojonegoro – Masyarakat di wilayah operasi proyek gas Jambaran – Tiung Biru (J-TB) di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, berharap Pertamina Eksplorasi dan Produksi Cepu (PEPC) dan kontraktor pemenang tender proyek rekayasa, pengadaan dan konstruksi fasilitas pemrosesan gas (Engineering, Procurement and Constructions – Gas Processing Facility/ EPC-GPF), Konsorsium PT Rekayasa Industri (Rekind) – Japan Gas Corporation (JGC), terbuka dalam rekruitmen tenaga kerja yang akan dilakukan.

“Komitmen dan janji ini harus benar-benar dilaksanakan,” tegas Ali Gufron, warga Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, saat menyampaikan aspirasinya pada sosialisasi rencana pengembangan proyek gas Jambaran – Tiung Biru (J-TB) di Ruang Angling Dharma Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur, Senin (18/12/2017).

Karena selama ini yang terjadi, PEPC maupun kontraktornya, PT Pembangunan Perumahan (PP) yang sekarang ini melaksanakan proyek sipil JTB tidak pernah melakukan rekruitmen secara transparan. Padahal, banyak naker lokal sekitar JTB yang memiliki pengalaman dan sertifikasi dari proyek Banyuurip, Blok Cepu.

“Sampai hari ini tidak ada pengumuman rekrutmen baik dari PEPC maupun PP. Padahal di situ banyak naker bekerja yang justru dari luar daerah,” ungkap Ali.

Akibat tidak terbukanya PEPC maupun PP, membuat dirinya harus bekerja di luar daerah dengan pengalaman dan sertifikasi Health, Safety, Environment (HSE) yang dimiliki.

“Terpaksa saya bekerja di Tapanuli, di anak perusahaan Pertamina juga. Di sana saya ditanya kenapa nggak kerja di PEPC kan ada proyek JTB. Saya jawab, kalau sertifikasi saya di sana tidak laku,” tutur Ali.

Dirinya meminta agar Rekind nantinya mengutamakan warga lokal sesuai amanah Peraturan Daerah (Perda) Nomor 23/2011 tentang Konten Lokal.

“Jangan sampai seperti PP,” ucapnya.

Senada disampaikan Muhammad Lukman, salah satu LSM di wilayah Gayam. Dirinya mengaku setuju jika rekrutmen naker dilakukan melalui satu pintu yakni Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker).

“Karena dari pengalaman proyek di Banyuurip banyak naker yang dimintai uang agar bisa bekerja, dan hanya orang-orang yang memiliki kedekatan dengan kepala desa atau pejabat,” ungkap Luqman.

Untuk diketahui, kebutuhan naker EPC GPF ini pada tahun pertama 2018 ini sebanyak 1.733 orang dengan tiga sekmen, lokal, lokal dan nasional, nasional. Puncaknya pada bulan Agustus 1.600 orang, di Desember 2018 JGC membutuhkan 500 tenaga kerja.

“Semua rekrutmen nanti akan lewat satu pintu yakni Disperinaker. Ini memudahkan untuk mengontrolnya,” tegas Bupati Bojonegoro, Suyoto, di dampingi Direktur PEPC, Jamsaton Nababan, maupun Direktur PT Rekind, Jakob. (suko)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *