SuaraBanyuurip.com – d suko nugroho
Bojonegoro – Promosi wisata Bojonegoro, Jawa Timur, terus dilakukan untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Salah satunya melalui gelaran Festival Geopark Bojonegoro yang dilaksanakan di Kayangan Api Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Sabtu (24/11/2018).
Festival Geopark Bojonegoro kali pertama digelar. Dibuka dan dimeriahkan kesenian lokal Bojonegoro, Tari Kayangan Api dan Juga Tari Thengul. Juga dkmetiahkan artis ibu kota seperti Regina Idol, Djaduk F dan Bojonegoro Etnic Musik.
Sekaligus launching Batik Motif Baru Bojonegoro, dan fashion show yang diperagakan oleh Persit Bojonegoro. Sementara pada Minggu (25/11/2018) nanti malam dimeriahkan penyanyi Anji, Sruti Respati, Indro H dan Bojonegoro Light Orkestra.
Rangkaian festival Geopark Bojonegoro diawali diawali penanaman pohon bersama di objek wisata Teksas Wonocolo di Kecamatan Kedewan, sebagai usaha konservasi objek wisata Geopark Nasional. Berbagai kalangan hadir, termasuk mengundang duta wisatawan dari sejumlah kota seperti Bogor, Bandung, Bali, Ponorogo, Madiun, Sleman, Bantul, dan Yogyakarta.
Wakil Bupati Bojonegoro, Budi Irawanto menyampaikan adanya gerakan sadar wisata di Desa Wonocolo, Kecamatan Kedewan, akan berdampak positif bagi masyarakat Desa Wonocolo dan juga Kabupaten Bojonegoro.
“Kita mulai melakukan penataan desa wisata agar bisa meningkatkan perekonomian masyarakat. Ini akan kita dukung dengan perbaikan jalan akses menuju objek wisata,” ujarnya saat membuka Festival Geopark.
Festival Geopark Bojonegoro ini digelar setelah kawasan geopark Bojonegoro resmi memperoleh sertifikat geopark nasional sebagai kawasan cagar alam geologi dari Badan Geologi, Kementerian ESDM pada 2017 lalu. Dengan areal seluas 23 kilometer persegi dan dihuni 1400 jiwa, kawasan Geopark menjanjikan wisata Bojonegoro alam khususnya berupa hamparan minyak yang menyatu dengan kebudayaan setempat.
Selain hamparan minyak, masih ada destinasi wisata yang juga tersebar di kawasan geopark Bojonegoro. Di antaranya, struktur Antiklin Kawengan bagian puncak antiklin, bagian sayap kanan dan sebagian sayap kiri, semuanya di Kecamatan Kedewan. Geopark lainnya adalah Kayangan Api di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Dung Lantung di Desa Drenges, Kecamatan Sugihwaras, dan lokasi temuan fosil gigi hiu purba di Desa Jono, Kecamatan Temayang.
Selama ini kawasan Geopark Bojonegoro juga kerap dijadikan sebagai laboratorium alam oleh perguruan tinggi ternama seperti ITB, ITS, UGM. Mereka biasanya terkonsentrasi di kawasan hamparan minyak. Diantaranya pertambangan minyak yang telah dikelola selama 110 tahun.
“Wisata ini baru di Bojonegoro,” tegas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro, Amir Syahid.
Oleh karena wisata Geopark Bojonegoro ini terus promosikan agar dikenal masyarakat luas sehingga dapat menarik wisatawan lokal mupun manca. Dari data di Disbudpar, kunjungan wisatawan Bojonegoro terus meningkat. Pada tahun 2017 sebanyak 5.719 wisatawan, dan hingga Oktober 2018 sebanyak 16 ribu lebih wisatawan.(suko)