Guru Harus Jadi Penggerak Perubahan Era Revolusi Industri

Guru Harus Jadi Penggerak Perubahan Era Revolusi Industri

SuaraBanyuurip.com - Hari Guru Nasional (HGN) dan HUT ke 73 PGRI jatuh pada hari ini 25 November. Hari Guru tahun ini mengambil tema “Guru sebagai Penggerak Perubahan dalam Era Revolusi Industri 4.0.”

Dalam sambutan resminya, Ketua Umum Pengurus Besar (PB) PGRI Unifah Rosyidi menyampaikan, terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Pemerintah Republik Indonesia yang telah menetapkan tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional yang juga merupakan Hari Ulang Tahun PGRI sesuai Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994. Penetapan ini diperkuat dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Pada setiap tahun, di seluruh pelosok negeri, di sekolah-sekolah dan kantor pemerintahan, semua bersama-sama memperingati Hari Guru Nasional dan HUT PGRI dengan hidmat.

“PGRI hadir bukan hanya ikut serta memperjuangkan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, tetapi juga berperang melawan kebodohan dan keterbelakangan, sekaligus berjuang untuk mengangkat harkat dan martabat guru,” ujar Unifah pada sambutan reaminya yang upload di group facebook PGRI Bojonegoro.

Dikatakan dalam era revolusi industri 4.0, sistem pendidikan nasional dihadapkan pada tantangan yang amat kompleks tetapi menarik. Oleh karena itu, PGRI sebagai organisasi profesi juga ditantang agar mampu menggerakan guru, pendidik, dan tenaga kependidikan memberikan andil tidak hanya dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah, tetapi lebih dari itu harus merasa terpanggil untuk ikut melahirkan pemikiran transformatif dalam pengembangan kebijakan pemerintah, pengelolaan program pembangunan di pusat dan di daerah, serta dalam melahirkan berbagai gagasan dan tindakan inovatif sesuai dengan tantangan Abad ke 21.

Baca Juga : 

Guru Bojonegoro Dilatih Karya Tulis Ilmiah Berbasis TI

17 Guru Bahasa Inggris dapat Pelatihan

1.320 Guru Bojonegoro Dilatih Inovatif dan Kreatif

Dunia hari ini, kata dia, menghadapi fenomena disrupsi seperti lahirnya digitalisasi sistem Pendidikan melalui inovasi aplikasi teknologi seperti Massive Open Online Course (MOOC) dan Artificial intelligence. Yang pertama adalah inovasi pembelajaran daring yang dirancang terbuka, saling berbagi, terhubung atau berjejaring satu sama lain. Prinsip ini menandai dimulainya demokratisasi pengetahuan yang menciptakan peluang bagi setiap orang untuk memanfaatkan teknologi secara produktif. Sedangkan kedua adalah mesin kecerdasan buatan yang dirancang untuk melakukan pekerjaan spesifik untuk membantu tugas-tugas keseharian manusia. Di bidang pendidikan, artificial intelligence membantu pembelajaran secara individual, yang mampu melakukan pencarian informasi dan menyajikannya dengan cepat, akurat, dan interaktif.

“Inilah yang menandai revolusi industri 4.0 khususnya di bidang pendidikan,” tegasnya.

Kedua contoh perkembangan di atas, menurut dia, telah mengubah secara fundamental kegiatan belajar-mengajar. Ruang kelas mengalami evolusi kearah pola pembelajaran digital yang menciptakan pembelajaran lebih kreatif, partisipatif, beragam, dan menyeluruh. Guru memiliki peran penting dalam kontekstualisasi informasi serta bimbingan terhadap peserta didik dalam praktis diskusi daring.

Unifah mengakui, guru sulit bersaing dengan mesin, yang jauh lebih cerdas, lebih cepat dan lebih efektif dalam pencarian informasi dan pengetahuan. Karena itu para guru perlu mengubah cara mengajar dari yang bersifat tradisional menjadi pembelajaran multi-stimulan agar lebih menyenangkan dan menarik. Demikian juga peran guru berubah dari semula menjadi pemberi pengetahuan menjadi mentor, fasilitator, motivator, inspirator, pengembang imajinasi, kreativitas, nilai-nilai karakter, serta team work, dan empati sosial karena nilai-nilai itulah yang tidak dapat diajarkan oleh mesin.

Merespon tantangan di era industri 4.0 tersebut, PGRI menginisiasi lahirnya PGRI Smart Learning and Character Center yang merupakan pusat pengembangan dan peningkatan kompetensi pofesional dan pengembangan karakter guru sesuai kebutuhan zamannya. Ini sekaligus sebagai penanda datangnya era baru, guru-guru muda milenial yang menjadi anggota baru PGRI.

Dalam sambutannya, Unifah juga menyinggung soal tidak semua guru honorer tidak berkesempatan mengikuti tes CPNS karena terkendala persyaratan usia. Oleh karena itu pihaknya sangat menantikan PP PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) diterbitkan.

“Semoga iti menjadi kado Hari Guru Nasional dan HUT PGRI Tahun 2018,” harapnya.

Rencananya, puncak perayaan Hari Guru Nasional tahun 2018 dan HUT PGRI ke 73 akan dilaksanakan bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Stadion Pakansari Kabupaten Bogor pada tanggal 1 Desember 2018. Presiden Jokowi dijadwalkan hadir dalam peringatan tersebut untuk  menyampaikan amanatnya kepada para guru.(red)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *