DPRD Investigasi Kematian Balita di Purwosari

Ketua Komisi C DPRD Bojonegoro Affan

SuaraBanyuurip.com – d suko nugroho

Bojonegoro – DPRD Bojonegoro, Jawa Timur, menyayangkan buruknya pelayanan kesehatan di Puskesmas Purwosari hingga menyebabkan meninggalnya Rahma Sheva Kamila, balita berusia 5 bulan 10 hari.

Ketua Komisi C DPRD Bojonegoro, Mochlasin Afan menyampaikan peristiwa di Puskesmas Purwosari seharusnya tidak perlu terjadi apabila semua aparatur tenaga kesehatan memahami fungsi pelayanan kesehatan harus dikedepankan.

“Ini menjadi evaluasi kita besama baik DPRD maupun Pemkab,” ujar Afan kepada suarabanyuurip.com, Jumat (28/8/2020).

Politisi Partai Demokrat itu menyatakan segera meminta hasil investigasi yang dilakukan Dinas Kesehatan untuk dijadikan bahan koordinasi guna menentukan langkah selanjutnya.

“Yang pasti kita sangat menyayangkan bagaimana bisa terjadi seperti itu hingga menyebabkan balita meninggal akibat buruknya pelayanan di fasilitas kesehatan yang kita miliki,” tegasnya.

Komisi dewan yang membidangi masalah kesehatan itu telah melakukan investigasi di lapangan untuk melakukan chek and rechek kepada pihak keluarga dan puskesmas terkait penyebab meninggalnya Sheva.

“Pak Maftuhan anggota Komisi C sudah melakukan investigasi. Kebetulan beliau rumahnya di wilayah Purwosari,” ucap Afan.

Ditambahkan, hasil dari investigasi Komisi C ini akan dipadukan dengan hasil dari Dinas Kesehatan. Dari proses croschek itulah nanti dapat diketahui siapa yang memang perlu diberikan punishment.

“Dari hasil itulah kita bisa menentukan apa sanksi yang tepat untuk kejadian ini,” tandas Afan.

Rahma Sheva Kamila meninggal di Rumah Sakit Aisiyah Bojonegoro pada Senin, 24 Agustus 2020. Sebelum meninggal dunia, Sheva dibawa keluarganya ke bidan desa setempat karena menderita panas dan diare, Minggu (23/8/2020).

Oleh bidan desa diberi obat Inamid dan Paracetamol. Setelah pulang ke rumah, kedua obat diminumkan. Namun, kondisi Sheva tidak membaik, justru semakin buruk. Suhu badannya makin tinggi, lemas, dan diarenya bertambah parah-habis diganti popok langsung berak lagi.

Melihat kondisi tersebut, keluarga panik. Malam itu juga, pukul 21.00 Wib, Sheva dibawa ke Puskesmas Purwosari agar mendapat pertolong. Seperti infus untuk mengganti cairan yang sudah hilang banyak akibat diare.

Namun sesampainya di Puskesmas Purwosari, Sheva tidak mendapat pelayanan secara maksimal di ruang IGD. Hanya dites suhu tubuhnya. Pihak keluarga saat itu sudah meminta kepada perawat agar Sheva diinfus karena kondisinya sudah lemas.

Namun perawat Puskesmas menyarankan kepada keluarga agar membawa Sheva pulang. Tapi apabila matanya cekung, bibirnya biru, dan diare 7 kali agar dibawa lagi ke puskesmas.(suko)





»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *