Optimis Produksi Minyak 1 Juta Barel Tercapai 2030

EMCL Uji Coba Produksi Minyak Blok Cepu 225 ribu Bph

SuaraBanyuurip.com – d suko nugroho

Jakarta – Pemerintah optimis akan dapat merealisasikan target lifting minyak sebesar 1 juta barel minyak per hari (bph) pada tahun 2030.  Saat ini di Indonesia masih terdapat 68 dari 128 cekungan yang berpotensi mengandung minyak dan gas bumi (migas) yang belum di eksplorasi. Ke-68 cekungan tersebut sudah dalam perencanaan, sehingga dalam waktu beberapa tahun mendatang bisa memiliki data migas yang akurat, yang dapat menjadi daya tarik investor menanamkan investasinya.

“Kita memang punya program jangka panjang supaya bisa merecover kembali target produksi, target lifting kita. Kita sudah punya program sebetulnya dimana tahun 2030 nantinya kita harus bisa menghasilkan produksi minyak 1 juta barel per hari,” ujar Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.

Di tengah pandemi ini, lanjut Arifin, lifting migas relatif menurun. Kebutuhan energi juga menurun seiring perlambatan kegiatan ekonomi, sehingga berbagai situasi tersebut perlu diantisipasi.

“Kita juga mengantisipasi bahwa rencana untuk melelang 12 wilayah kerja baru, harus kita sesuaikan dulu jadwalnya, karena daya tarik bisnis menurun, harga minyak menurun, tentu investasi harus dilakukan penyesuaian,” ungkap Arifin dilansir dari laman resmi Kementerian ESDM.

Kementerian ESDM, melalui Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tetap akan berupaya mencapai target 1 juta bopd pada tahun 2030. Beberapa strateginya yaitu, mengedepankan strategi eksplorasi yang masif dan intensif, kedua mendorong dan mengkampanyekan penerapan enhanced oil recovery (EOR) di lapangan mature, dan ketiga mengakselerasi monetisasi proyek-proyek utama, sehingga mempercepat potensi sumberdaya menjadi lifting.

Dalam rangka merealisasikan peningkatan produksi migas di masa mendatang, SKK Migas dan kontraktor migas berkomitmen untuk meningkatkan kegiatan eksplorasi, salah satunya adalah pelaksanaan survey seismik 2D terbesar di Asia Pasifik melalui Komitmen Kerja Pasti Wilayah Kerja Jambi Merang yang saat ini sudah mencapai 23.705 km atau sebesar 79 persen dari target 30.000 km yang akan selesai pada bulan Juli 2020.

Pelaksanaan survey seismik tersebut melewati area yang berpotensi menjadi penemuan besar (giant discovery), sebagai salah satu langkah SKK Migas untuk menemukan wilayah kerja migas baru untuk menopang produksi migas yang berkelanjutan.

Sementara itu, Menurut M. Kholid Syeirazi, Sekjen PP ISNU dan penulis buku Tata Kelola Migas Merah Putih, produksi minyak 1 juta bpod itu dapat tercapai jika pemerintah memperbanyak eksplorasi dan meningkatkan kecanggihan teknologi.

“Usia minyak ini masih amat sangat panjang. Yang tidak ada itu inovasi untuk melakukan eksplorasi,” ujarnya saat menjadi narasumber forum diskusi grup yang dilakasanakan Bojonegoro Institute bertajuk Pengelolaan Participating Interest Bojonegoro – Blok Cepu yang Berintegritas dan Berkeadilan untuk Kesejahteraan Masyarakat Daerah Penghasil Migas di salah satu hotel di Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis (10/9/2020) lalu.

Ia kemudian mencontohkan Negara Amerika  Serikat. Negeri Paman Sam itu dulunya sebagai negara importir minyak terbesar. Namun kemudian mereka mengembangkan teknologi hydraulic fracturing atau teknologi rengkah hidrolis.

“Kemudian mereka berhasil memproduksi minyak, dan menjadi negara eksportir,” pungkas Kholid.(suko)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *