Angka Stunting di Jawa Timur Masih di Bawah Target Nasional

Rakor Bakorwil

SuaraBanyuurip.com – Joko Kuncoro

Bojonegoro – Angka kasus sunting di Jawa Timur selama 2021 lalu mencapai 23,5 persen. Meski mengalami penurunan dibandingkan tahun 2019 lalu, akan tetapi angka stunting di Jawa Timur masih belum memenuhi target nasional.

Kepala Bakorwil Bojonegoro Agung Subagyo mengatakan, penyebab stunting salah satunya karena adanya pernikahan dini atau menikah di bawah umur.

“Anak di bawah umur 19 tahun secara fisik dan psikologis belum matang untuk menjalani pernikahan,” katanya, Rabu (29/6/2022).

Dia mengatakan, secara fisik anak di bawah umur masih dalam pertumbuhan. Sehingga, fungsi dan organ tubuh belum siap karena masih berkembang dan bertumbuh terutama bagi anak perempuan.

Jika anak perempuan menikah di bawah usia 19 tahun sistem reproduksinya belum matang sempurna. Karena itu, jika nantinya hamil di usia remaja akan sangat berisiko terhadap kesehatan.

“Tentu pernikahan dini harus dicegah agar nantinya tidak terjadi hal buruk pada anak seperti stunting,” katanya.

Misalnya, kata dia, secara fisik jika terjadi stunting berkembang tubuh tidak seimbang seperti tinggi badan di bawah rata-rata atau pendek. Juga, kemampuan intelektual tidak optimal lebih rendah dibandingkan anak-anak dengan gizi baik.

Baca Juga :   Mendag Zulhas Dorong Pertumbuhan Ritel untuk Pulihkan Ekonomi

“Apalagi saat dewasa berpotensi ada gangguan metabolisme seperti diabetes dan hipertensi,” katanya.

Maka, dengan adanya rapat koordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dapat mencegah dan menangani perkawinan anak.

Karena menurut hasil studi status gizi Indonesia (SSGI) ngka kasus sunting di Jawa Timur selama 2021 lalu mencapai 23,5 persen.

Meski mengalami penurunan 3,4 persen dibandingkan tahun 2019 lalu yakni 26,9 persen, akan tetapi angka stunting di Jawa Timur masih belum memenuhi target nasional. Prevalensi stunting yang harus dicapai di 2024 sebesar 14 pesen.

“Dimana angka nasional Prevalensi stunting tahun 2021 baru turun menjadi 24,4 persen dari 27,7 persen pada 2029 terjadi penurunan sebesar 3,3 persen,” katanya.(jk)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA BANYUURIP

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *