Wintari, Penggerak Kampoeng Thengul untuk Jaga Warisan Budaya Bojonegoro

Wintari

SuaraBanyuurip.com – Joko Kuncoro

Bojonegoro – Dalang Wayang Thengul di Bojonegoro, Jawa Timur hanya tersisa sekitar 12 orang saja. Itulah salah satu yang membuat Wintari menggagas Kampoeng Thengul di kampung halamannya, Desa Sumberjo, Kecamatan Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro.

Sebab, Wayang Thengul perlu dilestarikan karena seiring berkembangnya zaman, Wayang Thengul tentu akan ditinggal jika tak dijaga. Tepatnya di Dusun Kedung Krambil Kampoeng Thengul mulai digagas.

Wintari melihat perajin dan dalang Wayang Thengul di Bojonegoro mulai berkurang. Apalagi generasi muda sudah jarang menekuni, bahkan tidak bisa menguasai teknik membuat wayang yang khas Bojonegoro ini.

“Dari sekitar 12 dalang di Bojonegoro hanya 2 orang yang hanya menguasai teknik membuat Wayang Thengul,” katanya sebagaimana dikutip dari Channel YouTube dariNOL.

Dari sini Wintari mulai berpikir, bagaimana melestarikan salah satu warisan budaya tak benda ini agar terus dikenal masyarakat terutama para generasi muda. Kemudian tercetuslah sebuah ide Kampoeng Thengul.

Ide Kampoeng Thengul karena di dusunnya, ada salah satu dalang sekaligus perajin Wayang Thengul, yaitu Mbah Sumarno. Ide ini muncul setelah Mbah Sumarno bercerita hanya ada sekitar 12 dalang di Bojonegoro hanya 2 orang yang hanya menguasai teknik membuat wayang.

Bahkan, Mbah Sumarno membuat wayang hanya untuk pementasan saja. Dari sini ide membuat Wayang Thengul versi souvernir seperti kaus, cinderamata hingga Thengul bentuknya mirip Ibu Khofifah Indar Parawansa mulai dikembangkan.

“Thengul kostum bentuknya mirip Bu Khofifah dari baju, wajah bisa dimodif dan dibuat. Karena Wayang Thengul tiga dimensi sehingga mudah dibuat,” kata Wintari.

Selain itu, di Kampoeng Thengul juga ada sanggar tari, kuliner dorambil atau dorayaki krambil yang topingnya kelapa hingga tempat edukasi belajar. Dengan cara kreatif ini Wayang Thengul bisa terjaga dan tetap lestari serta terus dikenal masyarakat.

“Di sini juga ada banyak versi Wayang Thengul mulai kecil, medium hingga besar,” katanya.

Meski belum punya sanggar secara permanen di Kampoeng Thengul setiap hari ada latihan tari Thengul hingga karawitan. Alatnya pun masih pinjam dari luar desa yakni tim pementasan Mbah Sumarno.

“Tapi latihan tetap rutin dilakukan karena untuk menjaga kesenian khas Bojonegoro ini. Juga, rencananya akan mengadakan pagagelaran mini dengan penampilan hanya setengah jam,” katanya.

Dia mengatakan, mimpi kedepan Kampoeng Thengul bisa menjadi milik bersama. Juga bermanfaat untuk semua masyarakat dan Wayang Thengul semakin dikenal.(jk)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *