SuaraBanyuurip.com – Joko Kuncoro
Bojonegoro – Kios koran tak seperti dulu. Kini, kios koran tak lagi menjadi jujugan orang mencari informasi atau sekadar bahan bacaan. Hal ini seiring perubahan konsumsi informasi ke arah digital.
Di Bojonegoro, ada satu agen koran yang sudah buka cukup lama dan hingga kini masih bertahan. Banyak orang menjadi pembeli setia kios koran milik Bu Siti Maemunah ini. Kiosnya terletak di Jalan Gadjah Mada, Bojonegoro. Tempatnya kecil, menempel di salah satu bangunan pertokoan.
Tentu, bagi pelanggan baru di kios koran Bu Siti begitu ia dikenal, pasti akan kesulitan menemukan karena tempatnya nyempil di pojokan. Lebih mudahnya, jika lewat Stasiun Bojonegoro harus pelan-pelan agar tidak ‘keblanjur’.
Sebab, kios Bu Siti satu-satunya diantara deretan pertokoan yang berada di Jalan Gajah Mada.
Pagi itu, di awal Agustus 2022, dengan berkerudung biru, Bu Siti menata koran yang akan diambil pelanggannya.
Bu Siti termasuk perempuan gigih saat menjalani kehidupan. Ia bercerita, sebelum di Bojonegoro ia sudah membantu tetangganya menjadi agen koran di Jakarta pada tahun 1989 silam. Waktu itu, ia membantu di belakang Istana negara tepatnya di pojokan Jalan Gajah Mada dan Hayam Wuruk.
“Awalnya di Jakarta membantu anak tetangga saya, jadi agen. Karena kebetulan dia menguasai Jakarta Timur, akhirnya saya ikut ingin menguasai Jakarta Pusat,” kata perempuan yang kini berusia 65 tahun itu.
Setelah itu, karena anaknya Bu Siti sering sakit-sakitan, kemudian ia pulang kampung dan jualan koran di Kertosono, Kabupaten Nganjuk. Di sana, ia menumpang di rumah suadaranya. Dari situ Bu Siti berinisiatif pindah ke Bojonegoro mencari tempat untuk ngrintis usaha koran.
Usaha agen koran di Bojonegoro dimulainya pada tahun 1998. Meski awalnya Bu Siti sempat kebingungan tak punya tempat untuk dibuat kios koran. Bahkan, Bu Siti sebelum mendapatkan tempat pernah tidur dan makan di Stasiun Kereta Api Bojonegoro selama beberapa hari.
“Sebelum dapat tempat saya mbambung di stasiun, makan dan tidur di stasiun,” kata perempuan yang tinggal di Kelurahan Ngrowo, Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro itu.
Lalu, ia melihat di Jalan Gajah Mada, ada tempat yang dikontrakan. Kebetulan tempatnya juga strategis. Akan tetapi, di tempat pertama itu tidak lama, dan memilih pindah agak ke timur dan masih di sekitar pertokoan Jalan Gadjah Mada.
“Di sini pun dulu belum pertokoan seperti sekarang ini, masih warung kalau nggak salah. Jadi saya baru pindah dua kali ini. Ya, alhamdulillah bertahan sampai sekarang, karena sebelumnya sempat ada isu pertokoan ini akan dibuat parkir atau apa itu. Sebenarnya agak khawatir juga,” katanya.(bersambung)