Suarabanyuurip.com – Joko Kuncoro
Bojonegoro – Realisasi dana bagi hasil (DBH) migas Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur selalu melampaui target semenjak tiga tahun terakhir. Misalnya tahun 2020 lalu dari target Rp 579 miliar tranferan DBH migas terealisasi 1,099 triliun.
Kabid Perimbangan dan PAD lainnya Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Bojonegoro Achmad Suryadi mengatakan, realisasi DBH migas tergantung asumsi harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP).
“Jika ICP naik tentu transferan yang diterima daerah penghasil juga akan maksimal,” katanya, Kamis (10/11/2022).
Dia mengatakan, ICP saat ini masih berada di sekitar US$80 per barel. Namun, diperkiraan di tahun depan harga minyak mentah akan turun, tetapi hal tersebut masih belum bisa dipastikan.
Dia mengatakan, dengan naiknya ICP realisasi DBH migas di Bojonegoro semenjak tiga tahun terakhir selalu melampaui target yang ditentukan. Misalnya di tahun 2020 lalu dari target Rp 579 miliar tranferan DBH migas terealisasi 1,099 triliun.
“Tahun 2021 meski target dinaikkan sebesar Rp 1,084 triliun, akan tetapi realisasinya juga masih melampaui target yakni mencapai Rp 2,1 triliun,” katanya.
Sementara, pada tahun 2022 juga realisasinya melampaui target. Yakni, lanjut dia, dari Rp 1,2 triliun terealisasi Rp 1,7 triliun dan masih ada kurang bayar pada 2021 lalu sebesar Rp 154 miliar.
“Realisasi tersebut menurut P-APBD. Dan untuk kurang bayar ini diperkirakan akan disalurkan tahun depan sambil menunggu tim fasilitasi karena masih dalam pembahasan,” katanya.
Anggota Komisi B DPRD Bojonegoro Lasuri mengatakan, Bojonegoro sudah menerima tranfer dari pusat triwulan keempat sebesar Rp 351 miliar.
“Transfer DBH migas itu diterima Pemkab Bojonegoro di pertengahan Oktober lalu. Sehingga, total keseluruhan transfer yang diterima Bojonegoro mencapai Rp 1,7 triliun,” katanya.(jk)